Jumat, 22 November 2024

Pimpinan DPRD Minta Masalah Pengangguran di Surabaya Diatasi dengan Program Konkrit

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
A. Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Selasa (12/9/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net A. Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Pimpinan DPRD Kota Surabaya mengatakan angka pengangguran di Kota Pahlawan, Jawa Timur, harus diatasi dengan program yang detail dan konkrit.

Hal itu disampaikan A. Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Surabaya dalam keterangannya, Sabtu (4/11/2023).

Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah berusaha keras untuk menurunkan angka pengangguran dengan segala cara. Salah satunya lewat program padat karya, dan beberapa intervensi untuk pertumbuhan UMKM.

“Namun, Pemkot Surabaya masih belum mampu mengubah keadaan perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19, menjadi seperti yang ditargetkan bersama (eksekutif dan legislatif),” katanya.

Menurutnya, tetap saja ekonomi saat ini masih dalam kondisi yang berat. Terlihat dari penerimaan sektor Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang mengalami penurunantajam, karena masih banyak tunggakan.

“Banyak orang kaya yang menjadi miskin mendadak (pengangguran) sehingga tidak bisa bayar,” ujarnya.

Secara demografi, kata dia, Pemkot Surabaya sudah harus bisa memetakan mereka-mereka yang sudah masuk pada angkatan kerja produktif.

Setelahnya, baru dibedah potensi kegiatan yang bisa menjadikan ekonomi bergerak. Caranya harus berfikir lebih detil, jangan lagi makro.

“Artinya, kalau membuat kebijakan padat karya jangan terserah mau membuat apa, tetapi harus lebih detil yakni siapa yang menganggur, punya keahlian apa dan jumlahnya berapa?” ucapnya.

“Jika sedikit dimasukkan dalam sub ordinasi yang sudah ada, jika jumlahnya besar dibuatkan klaster sehingga bisa menjadi siklus ekonomi baru. Jangan mengatasi pengangguran itu hanya sebagai jargon lalu sekedar, tetapi ada langkah konkrit dan detil,” imbuhnya.

Menurut dia, sistem informasi harus dibuat di era smart city, sehingga pada saat ada pengangguran sudah bisa terdeteksi, Namanya siapa dan keahliannya apa, sekaligus bisa diketahui dimana peluang kerjanya.

“Ini bisa dibuat oleh para programer. Untuk membuat modul kegiatan soal kebutuhan pokok mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan dari lahir hingga kematian datang, itu dihitung, karena ada jutaan kebutuhan yang bisa diketahui sekaligus porsinya,” ujarnya.

Dia mencontohkan paling mudah soal kebutuhan sabun di pagi hari saat bangun tidur, bisa dikerjakan oleh berapa orang untuk memenuhi berapa pun kebutuhannya.

Jika jumlahnya besar, maka bisa dikembangkan, siapa yang mendatangkan bahan dan siapa yang memproses pembuatannya, kemudian packing dan distribusinya.

“Dari situ bisa diketahui, untuk memenuhi kebutuhan satu jenis barang bisa dikerjakan oleh berapa orang dan hasilnya berapa. Jika ternyata hasilnya melebihi UMR (upah minimum regional) maka bisa dipecah untuk pengangguran yang lain. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya disuguhi program yang hanya gambaran saja, tetapi berdasarkan data yang kuat dan akurat,” ucapnya. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs