Jumat, 22 November 2024

Peneliti BRIN Menilai PDIP Berpeluang Besar Kerja Sama dengan KIB Demi Memenangkan Pilpres 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi Pemilu 2024. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Aisah Putri Budiatri Peneliti Pusat Riset Politik (PRP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai format koalisi partai politik yang ada sekarang belum final. Sehingga, masih bisa berubah.

Begitu juga dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Dalam situasi sekarang, berbagai peluang koalisi masih sangat terbuka. Sejauh ini, partai masih mempertimbangkan peluang kemenangan masing-masing dalam Pemilu ,” ujarnya di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Menurut Aisah, peluang koalisi antara PDI Perjuangan dan KIB masih terbuka. Indikatornya, dalam acara PAN dan PPP, nama Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah yang tercatat sebagai Kader PDIP mendapat dukungan sebagai bakal capres.

“Koalisi PDIP dengan partai-partai KIB juga masih sangat terbuka peluangnya. Apalagi partai di dalam KIB sejauh ini merupakan bagian dari koalisi pemerintah bersama PDIP. Sehingga, tidak ada hal signifikan yang menghalangi,” kata peneliti yang akrab disapa Puput.

Walau begitu, sebagai partai terbesar di KIB, Golkar akan mempertimbangkan kerja sama politik antara KIB dan PDIP lantaran sudah punya bakal calon presiden yaitu Airlangga Hartarto.

“Meski akan ada pertimbangan Golkar sudah memiliki bakal capres, saya yakin setiap partai akan melihat peluang menang, termasuk Golkar,” imbuhnya.

Puput menjelaskan, Ganjar Pranowo selalu masuk dalam tiga besar sosok dengan elektabilitas tertinggi untuk Pilpres 2024, selain Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Hasil survei berbagai lembaga itu membuat semua partai mempertimbangkan salah satu dari tiga nama tersebut kalau ingin memperbesar peluang menang di Pilpres 2024.

“Di luar itu, pertimbangan dalam lobi-lobi adalah siapa yang akan menjadi wapres dan urusan modal finansial untuk pilpres nanti,” pungkas Puput.

Sebelumnya, Ari Nurcahyo Direktur Eksekutif PARA Syndicate menilai Golkar perlu untuk segera mengambil sikap dalam kontestasi pilpres 2024. Sebagai partai besar, Golkar perlu segera menyiapkan strategi jitu untuk bursa capres-cawapres.

“Jangan sampai Golkar ketinggalan kereta. Nanti dalam komposisi dua atau tiga pasang capres-cawapres, jangan sampai tidak ada Kader Golkar. Itu yang menjadi bayang-bayang Golkar sebagai partai besar,” terangnya.

Selain itu, Ari menyebut KIB yang mengutamakan basis politik gagasan dan ide perlu segera mendeklarasikan pasangan capres-cawapres. Apalagi, KIB berwacana meneruskan bebagai program pemerintahan Joko Widodo.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs