Jumat, 22 November 2024

Pakar Unair Sebut Koalisi Indonesia Maju Gambling karena Pilih Gibran

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Prabowo Subianto bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju. Foto: Gerindra Prabowo Subianto bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju. Foto: Gerindra

Koalisi Indonesia Maju (KIM) telah menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden pada Minggu (22/10/2023).

Melihat perkembangan politik terbaru itu, Prof. Kacung Marijan Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) menyebut KIM gambling ketika memilih Gibran sebagai bacawapres.

“Keputusan Koalisi Indonesia Maju mengambil Gibran sebuah gambling, ya bisa untung, bisa buntung,” kata Kacung, Senin (23/10/2023).

Kacung menjelaskan, sejak santer menyatakan diri sebagai bacapres, Prabowo kinsisten melanjutkan program pembangunan Joko Widodo Presiden. Salah satunya membentuk nama koalisi hampir sama dengan nama kabinet Jokowi sekarang.

“Melanjutkan Pak Jokowi disimpulkan dengan nama koalisi, Koalisi Indonesia Maju, seperti nama kabinet (Kabinet Indonesia Maju),” jelasnya.

Menurut pakar politik Unair itu, keputusan koalisi menggandeng Gibran juga sebagai upaya untuk menampilkan persona Jokowi kembali. Kata Kacung, Prabowo disebut sengaja mengambil langkah politik tersebut.

“Ada dua kepentingan, satu Prabowo ada kepentingan elektoral, kedua Jokowi ingin melanjutkan program, pengaruh dan kekuasaannya. Kepentingan saling mendukung,” ucapnya.

Kacung menyatakan, strategi politik menggandeng Gibran itu bisa memberi keuntungan dan kerugian bagi Prabowo. Salah satu keuntungannya adalah simbol Jokowi melekat pada koalisi milik Prabowo.

“Misalnya tingkat kepuasan publik kepada Pak Jokowi, di sini ada probabilitas mendapatkan untung. mungkin sekitar 20 persen tapi itu tetap keuntungan,” jelasnya.

Prabowo juga harus siap mengalami kerugian ketika memutuskan Gibran sebagai bacawapresnya. Karena, putra sulung Jokowi itu meninggalkan sejumlah kontroversi di tengah publik dalam pencalonannya.

“Gibran mengandung kontroversi, keputusan Mahkamah Konstitusi, sampai sekarang ada perdebatan. Keputusan itu secara prosedural dan substansi benar apa enggak,” kata dia.

Guru besar Unair itu menyatakan majunya Gibran dalam Pemilu nanti semakin membentuk perspektif publik tentang politik dinasti dari Jokowi.

Oleh sebab itu, lanjut Kacung, keputusan KIM menduetkan Prabowo-Gibran ini tergantung respon dari masyarakat dalam beberapa bulan ke depan menjelang Pemilu dimulai.

“Dampak positif dan negatif ini masih belum tahu. Publik yang menilai, itu berpengaruh pada apa yang akan terjadi tiga sampai empat bulan mendatang,” jelas Kacung.(wld/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs