Gaya komunikasi Gibran Rakabuming Raka calon wakil presiden (cawapres) dipandang telah berkembang. Putra sulung Joko Widodo Presiden tersebut dinilai jauh lebih terbuka dan terampil dalam komunikasi verbal maupun non verbal.
“Mungkin kita masih ingat saat dia muncul di depan publik pertama kali, saat dikenalkan Presiden Joko Widodo,” kenang E. Rizky Wulandari, S.Sos., M.I.Kom., pakar komunikasi Stikosa AWS dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (23/11/2023).
Pada saat itu Gibran terkesan enggan muncul di depan publik. Pernyataannya cenderung emosional gara-gara dituding tidak mendukung langkah ayahnya.
Kini Gibran sudah memasuki tahap penguatan public speaking. Setidaknya ada pertumbuhan signifikan dari sisi kejelasan komunikasi. “Gibran relatif sudah menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh audiens,” terang Kiky, sapaan akrabnya.
Sosok Gibran, mulai dari pertemuan dengan Prabowo Subianto saat deklarasi, pendaftaran di KPU, bertemu awak media saat tes kesehatan, hingga pengundian nomor urut capres dan cawapres, tampil lebih tenang dan lebih terbuka.
Gibran dipandang memiliki keterampilan verbal dan nonverbal cukup baik. Kalaupun ada persoalan, lebih pada sisi intonasi dan volume suara.
Catatan lainnya adalah penguasaan masalah. Gibran dipandang perlu memperkuat performance saat bicara di depan publik lewat ekspresi yang kuat, selaras dengan narasi yang disampaikan. Gibran juga diingatkan untuk terbiasa dengan segala umpan balik.
Selanjutnya tinggal penguatan perkembangan kualitas komunikasi secara berkelanjutan, komitmen untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan.
“Gibran juga perlu menjaga relevansi pesan. Jadi tidak hanya citra dan reputasi. Melainkan juga harapan audiens yang wajib dipenuhi,” tuturnya. (saf/ipg)