Jumat, 22 November 2024

Muhammadiyah: Bamusi Harus Jadi Kekuatan Penengah

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Silaturahim Syawalan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dari kiri, Edy Kuscahyanto, Muhammad Syukron, Yayan Sopyani, Prof. Hamka Haq, Prof. Haedar Nashir, Ulfah Mawardi. Foto : istimewa

Muhammadiyah dan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) harus terus menjalin silaturahim bersama juga dengan elemen bangsa lainnya dalam rangka memperkuat persatuan bangsa.

Hal ini disampaikan oleh Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat menerima kunjungan silaturahim syawalan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia yang dipimpin Hamka Haq Ketua Umum, Selasa (15/5/2023), di Menteng, Jakarta Pusat.

“Saya yakin silaturahim kita makin mempertemukan Muhammadiyah dan Baitul Muslimin Indonesia untuk terus mempersatukan bangsa kita, meski berbeda dalam agama, suku, golongan dan pilihan politik,” ujarnya.

Haedar menyampaikan pandangannya bahwa saat ini masih terdapat dua kecenderungan, yaitu kecenderungan mempertentangkan agama dengan Pancasila, baik dari kalangan agama maupun kalangan umum yang terus mempertentangkannya. Kedua, pandangan atas nama multikulturalisme, demokrasi, HAM, dan pluralisme, yang direproduksi untuk pilihan negara agama atau negara sekuler dengan memasukan nilai-nilai asing yang bertentangan dengan Pancasila sebagai negara yang berketuhanan.

Ia berharap, di jaman medsos ini baik dari kalangan agamis maupun sekuler diminta agar tidak terpancing dengan isu isu pertentangan yang direproduksi terus menerus itu. Dan sejak Muhammadiyah lahir sebelum Indonesia merdeka, terus mengawal integrasi antar semua elemen fundamental bangsa dengan keindonesiaan.

“Kita kan sudah sepakat Pancasila yang menjadi dasar negara, dan agama memberi inspirasi bagi lahirnya Pancasila dan substansinya. Agama harus moderat di depan negara, dan negara juga harus moderat di hadapan agama. Hal itulah yang membedakan Indonesia dengan negara sekuler. Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana dikatakan Bung Karno, bukan hanya bangsanya yang bertuhan, tapi negara juga bertuhan,” kata Haedar.

Oleh karena, lanjutnya, diperlukan kekuatan penengah di antara dua kekuatan itu, dengan mengedepankan dialog, silaturahim dan acara yang melibatkan banyak pihak, supaya di satu pihak agama tidak berlebihan dalam kehidupan bernegara, juga sebaliknya negara tidak dijauhkan dari agama.

“Inilah menurut saya agenda penting teman-teman di Bamusi dan ormas keagamaan lain,” pesan Haedar.

Pada kesempatan silaturahim itu, Hamka Haq Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia menyampaikan pesan dan salam dari Megawati Soekarnoputri Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Hamka Haq yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Agama dan Kepercayaan sekaligus mohon kesediaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menugaskan kadernya menjadi Dewan Pembina Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia yang sudah dua periode belum berganti. Hal yang sama juga dimita kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU)

“Insyaallah nanti kita tentukan siapa yang akan dimandatkan,” jawab Haedar.(faz/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs