Jumat, 22 November 2024

Megawati Sebut Pertemuan Jokowi dengan Para Ketum Parpol Tak Bicara soal Pemilu

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDIP dan Wayan Koster Gubernur Bali di acara seminar bertajuk 'Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125' di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023). Foto : istimewa

Megawati Soekarnoputri Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyinggung isi pembicaraan saat Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI mengumpulkan para ketua umum partai politik pendukung pemerintahan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023) lalu.

Megawati menyampaikan, pertemuan itu hanya sebagai silaturami saja diisi dengan kegiatan makan bersama. Menurutnya, tak ada pembicaraan politik praktis terkait pemilu dalam pertemuan tersebut.

Hal itu diungkapkan Megawati saat memberikan arahan dan membuka acara seminar bertajuk ‘Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125’ di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).

“Kemarin waktu dikumpulkan ketua-ketua umum silaturahim sama presiden itu sebenarnya, kalau beritanya uuuh politik (tingkat tinggi) apa yang dibicarakan? Nggak ada, (itu hanya) silaturahim, makan, sudah gitu. (Presiden) hanya bilang begini, mau nitip (pesan). Apa? Nah ini saya mau nitip balik (ke para peserta acara seminar), karena ini perintah presiden,” kata Megawati.

Ia menyampaikan, Jokowi hanya menitipkan terkait pentingnya menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan demografi. Menurutnya, Jokowi menyebut bahwa saat ini Indonesia memiliki waktu yang baik terkait demografi.

“Beliau cerita saya nanti ingin menitipkan, karena sudah saya tanya ke ahli-ahli ‘saya bicara sama IMF, World Bank, dan yang lain, bahwa dunia sekarang mengalami perubahan demografi, ini tolong dicatat. Kita, menurut beliau, mengalami sebuah (masalah) demografi. Demografi itu kan soal penduduk. Itu (harus dipikirkan) mulai tahun ini. Jadi (bonus demografi) itu ada peak timenya (momentum puncak, red), ” tutur Megawati.

Megawati menjelaskan, memang Indonesia ke depan memiliki demografi yang bagus lantaran diharapkan bisa membawa negara dalam kondisi berkembang ke menjadi negara maju.

Kendati begitu, ia mengingatkan, bonus demografi tersebut tak akan selamanya terjadi. Menurutnya, waktu demografi yang bagus untuk Indonesia tersebut bisa surut.

Ia pun lantas mencontohkan negara-negara yang kini mengalami penyurutan demografinya yakni seperti China, Jepang hingga Korea Selatan.

“Negara yang mengalami sekarang terbaliknya demografinya itu adalah Jepang, Korea, dan RRC. Jadi kalau disebut piramid terbalik, karena di sini orang-orang tua yang disebut tidak produktif lagi.”

“Kita justru dari tahun ini, ini presiden loh bukan saya yang ngomong, sampai 2036, 13 tahun itu adalah peak timenya untuk menghasilkan dari sisi demografi produktif, manusia yang produktif dari usia 16-60 an, sehingga harus dipacu bagaimana mereka ini untuk bisa produktif. Kalau dari produktivitas yang dilakukan manusia produktif itu, maka kita bisa terangkat jadi negara maju keempat. Yang pertama China, India, Amerika, lalu kita. Bayangkan loh,” sambungnya.

Karena itu, Megawati menilai bahwa pernyataan presiden tersebut sejalan dengan kegiatan seminar Haluan 100 Tahun Bali yang sedang dilaksanakan tersebut.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs