Makan siang antara Joko Widodo Presiden bersama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan di Istana Merdeka pada Senin (30/10/2023), dimaknai sebagai semangat demokrasi, dialog, dan perdamaian.
Menurut Dr. Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom Pakar komunikasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS), menyebut pertemuan itu bisa berdampak positif.
“Ini dapat dianggap sebagai langkah positif menuju rekonsiliasi, kolaborasi, dan kerja sama antara berbagai pihak yang sebelumnya bersaing atau berseberangan,” katanya.
“Citra positif dapat tercipta jika pertemuan tersebut dilakukan secara terbuka, transparan, dan dengan niat baik untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar,” imbuh Ketua Stikosa-AWS tersebut.
Hanya saja, pertemuan tersebut juga bisa dianggap sebagai tindakan politik pragmatis atau strategis. Serta untuk kepentingan politik pribadi.
“Terutama jika pertemuan tersebut tidak diikuti dengan tindakan konkret yang mendukung kesejahteraan masyarakat atau penyelesaian masalah yang lebih besar,” terang Jokhanan.
Pertemuan antara pemimpin politik yang berasal dari kubu berseberangan atau partai yang berbeda terjadi di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat.
Seperti pertemuan antara Donald Trump dengan Hillary Clinton di Gedung Putih usai pemilihan umum (Pemilu) 2026 lalu. “Dan ini memberi kesan pada khalayak bahwa bangsa Amerika sedang dalam keadaan baik-baik saja,” tegasnya.
Dalam konteks pertemuan Jokowi dan tiga kandidat, bisa jadi ada opini yang dibangun bahwa mereka tidak sedang bersitegang. Apalagi Jokowi tengah diserang dengan isu politik dinasti.
Dalam komunikasi politik, dengan Jokowi mengatakan sebagai orang tua ia hanya mendoakan dan merestui langkah Gibran menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres), ini bisa dimaknai sebagai menyetujui bahkan mendorong.
Terlepas dari apapun, Jokhanan menyebut pertemuan Presiden dengan tiga calon ini menjadi catatan yang sangat positif. “Ini tradisi yang baik. UNtuk urusan ini, Presiden benar-benar patut dipuji,” ujarnya. (saf/IPG)