PDI Perjuangan sebagai partai yang menempatkan Pancasila sebagai falsafah, ideologi dan the way of life bangsa sangat menyesalkan pernyataan Prabowo Subianto Capres nomor urut 2 yang tidak menganggap penting etika.
“Pernyataan ‘Etika Ndasmu’ adalah cermin kekuasaan di atas segalanya. Karena itulah nyawa 13 aktivis yang diculik pun tidak ditanggapi secara serius. Kekuasaan tanpa etika dan moral membutakan nurani,” ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/12/2023)
Menurut Hasto, dalam berbagai blusukan yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo Capres nomor urut 3 dan PDI Perjuangan, pihaknya menemukan kalau ternyata rakyat menanggapi sangat negatif pernyataan Prabowo tersebut.
“Etika ndasmu sangat melukai rakyat Indonesia . Pernyataan Pak Prabowo tersebut cermin ambisi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Ketika etika-moral ditempatkan di bawah kekuasaan, maka sama saja dengan membutakan budi nurani,” jelasnya.
Dengan pernyataan yang emosional tersebut, lanjut Hasto, rakyat Indonesia akhirnya tahu bahwa program, karakter dan gaya kepemimpinan Prabowo hanya untuk kekuasaan.
“Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi. Harus disadari bahwa Etika dan moral bersumber dari agama dan pranata nilai-nilai dan falsafah kehidupan yang tumbuh dalam masyarakat. Mengabaikan etika sama artinya dengan abai terhadap pranata kehidupan baik,” kata dia.
Pada saat bersamaan, kata Hasto, rakyat kini semakin menyadari bahwa Ganjar-Mahfud adalah sosok pemimpin yang menempatkan etika, moral, budi pekerti, dan tekad untuk menebar kebaikan sebagai karakter dasar yang harus dimiliki pemimpin.
Sementara Prabowo Subianto mengatakan pernyataannya soal ‘etik ndasmu’ itu dalam forum internal partai. Calon presiden nomor urut 2 itu menilai banyak orang kerap membesar-besarkan suatu hal.
“Itu kan di dalam di antara keluarga ya kan, tapi biasa orang Indonesia kan cari-cari mau dibesar-besarkan itu di antara keluarga kita bicara,” kata Prabowo di Blitar, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023).
Prabowo pun meminta pernyataannya tak perlu dibesar-besarkan. Ia menekankan omongan itu merupakan hal yang biasa saja.
“Dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara seperti itu, enggak usah dibesar-besarkan,” ucap dia.
Sekadar diketahui, dalam video yang beredar di media sosial, Prabowo diduga mengungkit kembali pertanyaan Anies Baswedan dalam debat capres 2024 pada 12 Desember. Saat itu, Anies bertanya soal keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan orang di bawah 40 tahun jadi calon wakil presiden.
Anies Baswedan Capres nomor urut 1 sendiri menanggapi dengan bijak soal pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut ndasmu (kepalamu) etik. Anies justru sepakat bawah etika dimulai dari kepala.
“Memang etik itu mulainya dari kepala, kalau kepala tidak mengikuti etika apalagi yang dibawahnya,” ujar Anies disela kampanye di Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/12/2023).
Capres nomor urut 1 itu pun menegaskan pernyataan Prabowo tidak salah.
“(Etika) mulainya dari kepala dan dengan begitu yang dibawah akan ikut itu aja,” terangnya.(faz)