Grace Natalie Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) menyatakan isu dinasti politik yang digulirkan oleh suatu kelompok, tidak mempengaruhi elektabilitas Prabowo Subiantto-Gibran Rakabumimg Raka bakal calon presiden dan wakil presiden.
Pernyataan itu disampaikan Grace waktu menghadiri konsolidasi KIM di Hotel DoubleTree, Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/11/2023).
“Ternyata isu yang rajin digencarkan baik isu dinasti, isu mengoprek-oprek konstitusi untuk kepentingan sendiri, isu penghianatan, ini sudah bisa dicerna oleh publik,” ujar Grace.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga menyebut bahwa publik sudah memahami bahwa dinamika yang terjadi menjelang Pemilu 2024, merupakan sebuah kontestasi.
“Publik paham bahwa ini kontestasi, bahwa isu ini tidak mempan dan cenderung back fire atau justru menembak kaki sendiri dari yang menyebarkan isu,” jelasnya.
Pernyataan Grace itu menyusul hasil pemaparan survei elektabilitas dari Indikator Politik Indonesia di Jakarta, Minggu (13/11/2023), yang merekam pasangan Prabowo-Gibran memiliki eletabilitas tertinggi dengan 39,7 persen.
Indikator Politik Indonesia melakukan suvrei pada 27 Oktober sampai 1 November 2023 terkait simulasi tiga nama pasangan bacapres-bacawapres jika pemilu digelar hari ini.
Kemudian menurut survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Ganjar-Mahfud menempati urutan kedua dengan perolehan 30,0 persen sedangkan Anies-Muhaimin 24,4 persen.
“Hari ini menurut survei dari lembaga yang kredibel, salah satu penyumbang elektabilitas Prabowo-Gibran berasal dari basis Pak Jokowi di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” jelasnya.
Grace meminta kepada seluruh partai koalisi supaya lebih rajin melakukan sosialisasi dan jangan terpancing emosi terhadap isu-isu yang sedang bergulir.
“Jangan mudah terpancing emosi, karena yang sedang dilakukan mereka yang panik adalah menyebarkan narasi kebencian, sekarang yang sedang digencarkan adalah mendelegitimasi kualitas Pemilu,” tutur Grace.
Mantan Ketum PSI itu melanjutkan. “Jangan terpancing dan terus sosialisasikan kepada masyarakat bahwa yang kita perjuangkan adalah keberlanjutan dan penyempurnaan. Semoga Pemilu cukup sampai di Febuari 2024 dengan jujur dan adil,” tandasnya. (wld/bil/ham)