Ganjar Pranowo, calon presiden, menyatakan komitmennya akan ikut berperan mengatasi dan mencari solusi terbaik terkait dengan permasalahan kerusakan lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim hingga pemanasan global, termasuk soal sampah plastik.
“Soal (sampah) plastik tidak apa-apa, yang penting manajemennya. Ini kalau dikelola dengan baik, tentu akan menjadi nilai tambah, yang repot kalau tidak dikelola. Sebenarnya ada praktik baik soal plastik bagaimana menguranginya,” ujar Ganjar di sela mengunjungi Sekretariat Posko Pemenangan Induk Ganjar-Mahfud di Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/11/2023).
Antara melaporkan, mantan Gubernur Jawa Tengah ini menuturkan masyarakat perlu sadar dengan penggunaan plastik, serta komitmen bersama memerangi sampah plastik melalui sosialisasi dan edukasi akan dampaknya.
“Tetapi, kira-kira masyarakat seperti apa sih dikasih sadar (penggunaan plastik), apa kita tidak komitmen tinggi, tentu dengan sosialisasi dan edukasi yang baru dilakukan. Jawaban sementaranya (komitmen bersama) belum, terbukti apa di meja ini, belum (ada sampah plastik),” katanya menjawab pertanyaan wartawan.
Namun demikian, menurut dia, pengelolaan sampah plastik bila dikelola dengan manajemen yang baik seperti hadirnya bank sampah, tentu akan menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat karena ada daur ulang, selain itu volume sampah plastik semakin berkurang.
Terkait dengan pemanasan global, kata Ganjar, rasi energi belum dikurangi, sehingga untuk emisi revisi gas buang yang mencemari harus dibantu penyelesaiannya.
“Semua negara lagi menyiapkan protokol, Paris Agrreement kemudian ada lagi nanti COP (Conference of the Parties) di Uni Emirat Arab, kita bicarakan itu (pemanasan global) dan sejauh mana mereka bisa mengurangi itu,” katanya.
Tetapi sebenarnya, kata dia, Indonesia bisa melakukan tindakan yang luar biasa, sebab sebagai negara yang memiliki sumber daya alam, teknologi di masa depan adalah penggunaan baterai listrik berbahan dasar nikel.
“Kenapa kemudian baterai ini kita tidak kembangkan. Hilirisasi sudah dilakukan oleh pak Jokowi, kajian tuntas produknya dikombinasikan dengan high hold dan kita harapkan nanti di jalan itu kendaraan listrik. Jadi ini sangat mengurangi emisi,” paparnya.
Ganjar mengemukakan transisi energi diperlukan untuk menekan pemanasan global. Selain itu untuk mengurangi panas, dan Indonesia mempunyai karbon kredit. Karbon kredit adalah izin yang dapat diperdagangkan yang memungkinkan perusahaan mengeluarkan sejumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang setara.
“Kalau kita tidak punya duit, kita bisa jualan karbon kredit. Pabrik kita punya, hutan kita banyak punya, tapi siapa menjual itu, itulah nanti kita lihat ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya Ganjar Pranowo menghadiri undangan Musyawarah Besar Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Makassar (IKA UNM) untuk memaparkan gagasan tentang bagaimana tantangan Indonesia ke depan dengan tema ‘Reposisi Praktik Demokrasi Pancasila dan Ekonomi menuju Indonesia yang Berkeadilan’.(ant/iss)