Jumat, 22 November 2024

PM Inggris Janji Pertahankan Bantuan Militer untuk Ukraina

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Rishi Sunak Perdana Menteri Inggris. Foto: Reuters

Rishi Sunak Perdana Menteri Inggris berjanji akan mempertahankan atau meningkatkan bantuan militer ke Ukraina tahun depan, dan menghadapi pesaing internasional “tidak dengan retorika besar tetapi dengan pragmatisme yang kuat” pada Senin (28/11/2022).

Mengutip Antara yang bersumber Reuters, dukungan pemerintah Inggris untuk Ukraina tidak berubah, meski terjadi gejolak beberapa bulan terakhir ketika Boris Johnson digantikan sebagai perdana menteri oleh Liz Truss dan kemudian Sunak.

Beberapa politisi Konservatif menyatakan, Sunak kurang tegas terhadap China dibandingkan Truss – meskipun pertemuan yang direncanakan antara Sunak dan Xi Jinping Presiden China pada KTT G20 di Bali gagal. London juga melarang CCTV buatan China dipasang di gedung-gedung pemerintah pada minggu lalu, karena bersifat sensitif.

“Di bawah kepemimpinan saya, kami tidak akan memilih status quo. Kami akan melakukan berbagai hal secara berbeda,” kata Sunak dalam kutipan yang dirilis oleh kantornya tentang pidato kebijakan luar negeri pertamanya, yang rencananya akan disampaikan pada Senin di distrik keuangan London.

Sunak mengatakan prioritasnya adalah “kebebasan, keterbukaan, dan supremasi hukum”.

Selain itu, Pejabat Uni Eropa mempertanyakan negara Inggris jika di bawah kepemimpinan Johnson akan berkomitmen pada perjanjian hukum Brexit, terutama terkait Irlandia Utara.

Di Ukraina, Sunak mengisyaratkan tidak ada perubahan kebijakan yang ditempuh Johnson dan Truss.

“Kami akan mendukung Ukraina selama diperlukan. Kami akan mempertahankan atau meningkatkan bantuan militer kami tahun depan. Dan kami akan memberikan dukungan baru untuk pertahanan udara,” katanya.

Pada September, Inggris merupakan penyumbang militer terbesar kedua setelah Amerika Serikat ke Ukraina, dengan bantuan senilai 2,3 miliar poundsterling (Rp 43,56 triliun) tahun ini.

Sunak mengatakan, Inggris perlu mengambil pendekatan jangka panjang dengan musuh dan pesaingnya. Pernyataan tersebut tidak disebutkan secara langsung dalam kutipan pidatonya. Hal ini akan membuat “lompatan evolusioner” dalam pendekatannya terhadap kebijakan luar negeri

“Itu berarti memberikan ekonomi yang lebih kuat di dalam negeri – karena itu adalah fondasi kekuatan kita di luar negeri. Dan itu berarti menghadapi pesaing kita, bukan dengan retorika besar tetapi dengan pragmatisme yang kuat,” katanya.

Sebelumnya, Sunak pernah menggambarkan China sebagai “tantangan sistemik” dan “satu-satunya ancaman negara terbesar bagi keamanan ekonomi kita”.(ant/tik/rst)

Berita Terkait

Liz Truss PM Inggris Mengundurkan Diri


Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs