Sabtu, 23 November 2024

Pengamat: Pertemuan Prabowo dengan Megawati Penjajakan Duet Prabowo-Puan 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Kedekatan Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan dengan Prabowo Subianto Ketua Umum DPP Partai Gerindra. Foto: Antara

Adi Prayitno Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia menilai, ada motif politik di balik pertemuan Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan dengan Prabowo Subianto Ketum DPP Partai Gerindra pada momen Hari Raya Idulfitri 2022.

Menurutnya, pertemuan silaturahmi itu bagian dari persiapan koalisi dua partai politik besar tersebut pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2024.

“Pertemuan itu pasti dikaitkan dengan pilpres. Kalau cuma silaturahmi biasa kan bisa lewat telepon, video call, beres kan? Itu pasti asti ada kaitannya dengan 2024,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/5/2022).

Walau pertemuan yang berlangsung di kediaman Megawati tidak diakui sebagai persiapan Pilpres 2024, tapi bukan rahasia ada faktor kedekatan politik antara Megawati dengan Prabowo.

“Memang nggak ada obrolan soal pilres. Tapi silaturahmi itu semakin menegaskan Prabowo cukup lengket dengan Megawati,” katanya.

Adi menambahkan, silaturahmi politik itu juga bisa dinilai sebagai pencanangan duet Prabowo-Puan Maharani yang beberapa waktu lalu mendapat hasil positif berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

“Artinya, duet Prabowo-Puan itu relatif leading, setidaknya dua orang tersebut sudah sama-sama mulai dikenal publik terkait 2024. Jadi, silaturahmi politik itu kemarin seakan-akan menambah amunisi supaya publik terus bicara tentang kemungkinan Prabowo-Puan bisa duet bareng,” tegasnya.

Sementara itu, Yunarto Wijaya Direktur Eksekutif Charta Politika menyebut, duet Prabowo-Puan sulit terwujud walau pun tetap terbuka peluangnya.

Dia menilai ‘perkawinan’ dua partai pemenang pemilu dan ‘runner up’ akan kesulitan dalam menentukan siapa calon presiden dan calon wakil presidennya.

“PDI Perjuangan hasil surveynya jauh di atas Gerindra. Sulit buat saya membayangkan partai pemenang pertama mau mendapat posisi cawapres. Saya juga tidak bisa membayangkan, Pak Prabowo karena menyadari partainya hanya peringkat kedua mau mengalah sebagai cawapres, karena Prabowo kapasitasnya sebagai capres,” ujarnya.

Pengamat politik yang akrab disapa Toto menambahkan, kalau menggunakan pendekatan kepentingan politik, kedua pimpinan partai itu bisa bergabung karena positioning PDI Perjuangan di atas Gerindra.

“Tapi, dari sisi elektabilitas, Mbak Puan masih jauh di bawah Prabowo,” ucapnya.

Sebelumnya, koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra pernah terjadi tahun 2009 yang mengusung Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto.

Kesepakatan politik itu ditandai dengan Perjanjian Batu Tulis. Tapi, pada Pemilu 2014, PDI Perjuangan malah mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla, bukan Prabowo.

Sekadar informasi, hasil Survei SMRC terbaru menyatakan kalau pada Pilpres 2024 yang bertarung cuma dua pasangan, Prabowo Subianto-Puan Maharani melawan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hasilnya Prabowo-Puan mendapatkan 41 persen, Anies-AHY 37,9 pereen, dan 21 persen belum menentukan pilihan.

Sedangkan dalam simulasi pasangan Prabowo-Puan melawan Ganjar-Airlangga, Prabowo-Puan didukung 39,3 persen, Ganjar-Airlangga 40,3 persen, dan 20,5 persen belum menentukan pilihan.(rid/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs