Sabtu, 23 November 2024

Pengamat: Pertemuan Airlangga dan Puan Masih Menunggu Waktu yang Tepat

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan

Adi Prayitno Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia menilai batalnya pertemuan Puan Maharani Ketua DPP PDI Perjuangan dengan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar yang sebelumnya diagendakan kemarin, Minggu (4/9/2022), akibat masalah teknis.

Bukannya bertemu Airlangga, Puan malah mengadakan pertemuan dengan Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Menurutnya, belum terlaksananya pertemuan itu bukan karena ketidakcocokan antara PDIP dan Golkar. Karena, kedua partai adalah pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

“Kalau tidak jadi bertemu Airlangga, berarti ada persoalan teknis. Karena, tidak ada problem apa pun antara PDIP dan Golkar. Bahkan kedua partai itu sama-sama loyalisnya Jokowi,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/9/2022).

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani memiliki agenda melakukan kunjungan ke Partai Golkar dan Partai Gerindra.

Dalam safari politik PDIP tersebut, Puan Maharani dijadwalkan bertemu Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra, dan Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar. Tapi, pertemuan hanya terjadi dengan Prabowo, tidak dengan Airlangga.

Adi mengungkapkan, bisa jadi alasan tidak terlaksananya pertemuan tersebut karena salah satu dari Puan atau Airlangga punya agenda yang lebih penting.

“Kalau tidak jadi ketemu kemungkinan ada agenda yang lebih penting. Entah Puan atau Airlangga yang waktunya tidak cocok. Bukan karena soal cocok-tidak cocok partainya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Adi bilang hal itu juga pernah terjadi waktu Puan mengagendakan pertemuan dengan Prabowo. Karena alasan teknis pertemuan itu tidak terjadi.

Lalu Puan melakukan kunjungan ke Partai Nasdem. Hal itu juga yang terjadi dengan agenda pertemuan Puan-Airlangga.

“Persoalan teknis saja. Karena dulu infonya Puan juga pertama kali ingin bertemu dengan Prabowo Subianto. Cuma karena waktunya tidak cocok, maka dengan Nasdem dulu. Seperti halnya batal bertemu Airlangga ya karena persoalan teknis saja,” tambahnya.

Selain itu, PDIP dan Golkar tidak punya rekam konflik dan jejak persoalan. Sehingga, hal itu menepis dugaan adanya ketidakcocokan antara dua partai tersebut.

“Sejalur, sama-sama loyalis, tidak punya sejarah konflik selama sama-sama menjadi pendukungnya Jokowi,” pungkasnya.

Sementara itu, Pangi Syarwi Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting menyebut, PDIP selama ini hanya mengunjungi pihak-pihak yang dianggap strategis.

“Tentu PDIP melihat mana yang lebih strategis. Menurut saya, bagi PDIP Gerindra jauh lebih strategis ketimbang Golkar. Itu perspektif saja,” katanya.

PDIP-Gerindra, sambung Pangi, adalah pemain kunci yang bisa menggoyang koalisi partai politik jelang Pemilu 2024.

“Keberadaan mereka bisa mempengaruhi keberadaan koalisi lain. Gerindra dan PDIP strategis banget, menurut saya, faktor kunci koalisi tergantung dua partai itu,” imbuhnya.

Selain itu, PDIP juga sempat mendekati Partai Nasdem dengan maksud menggoda koalisi PKS-Demokrat-Nasdem yang isunya akan mengusung Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pilpres 2024.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs