Ahmad Khoirul Umam Direktur Eksekutif IndoStrategic mengatakan, enam bulan berselang, pasca pendeklarasian koalisi pertama oleh KIB pada awal Juni 2022, hingga kini belum ada satupun koalisi dan potensi koalisi yang mendeklarasikan pasangan Calon Capres-Cawapresnya.
Mengingat Pemilu 2024 praktis tinggal 1 tahun dan masa kampanye Pilpres dan Pileg yang begitu pendek, hanya 75 hari menjelang 14 Februari 2024 mendatang, kata Umam, kecepatan deklarasi Capres-Cawapres yang diusung masing-masing koalisi akan menjadi faktor penting dalam menentukan kemenangan koalisi Parpol pengusung Capres-Cawapres.
Syaratnya, lanjut dia, deklarasi harus dilakukan segera dengan menetapkan pasangan Capres-Cawapres secara jelas.
“Penetapan nama Capres-Cawapres koalisi itu penting untuk memberikan kepastian di internal koalisi masing-masing. Sehingga ruang negosiasi yang selama ini dibiarkan mengambang dan berbagai spekulasi yang belakangan ini dibiarkan berkembang, bisa segera terselesaikan,” ujar Umam yang juga Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (24/12/2022).
“Jika kepastian internal koalisi bisa terselesaikan, masing-masing akan paham, siapa dapat apa? Who gets what?” imbuhnya.
Menurut Umam, rumusan dalam koalisi, pastinya ada political gains dan kompensasi. Kompensasi tidak harus logistik, tapi juga jatah portofolio di pemerintahan, melalui pembagian lebih jatah kue di kekuasaan.
Partai-partai yang memiliki tokoh potensial namun tidak memiliki kapasitas logistik memadai, bisa mengkompensasi partai mitra koalisi lainnya dengan penambahan jatah kursi menteri, posisi duta besar, posisi komisaris, dan lainnya.
“Jika masing-masing telah memahami agenda kepentingan dan skema kompensasinya, maka mutual trust dan chemistry politik di masing-masing koalisi bisa terbangun semakin kuat,” terangnya.
Umam menjelaskan, jika masih ada koalisi yang terpikir untuk mendeklarasikan figur Cawapresnya di ujung, berarti kurang berpikir strategis. Sebab, pendeklarasian Cawapres di masa akhir akan memberikan ruang terbatas bagi Capres untuk mengoptimalkan insentif elektoral yang bisa dikontribusikan Cawapres pada potensi kemenangannya.
Di saat yang sama, lanjutnya, pendeklarasian Cawapres di tahap akhir juga akan merepotkan Capres jika ada respon negatif dari masyarakat dan serangan intens dari lawan politik.
Dengan kata lain, deklarasi Capres-Cawapres lebih awal akan menghadirkan ruang dan waktu yang lebih terbuka bagi koalisi untuk mengokohkan sentimen positif dan memitigasi serangan mematikan dari lawan politik.
“Ingat, masa kampanye hanya 75 hari. Maka potensi kemenangan bisa diperoleh pasangan Capres-Cawapres yang deklarasi lebih cepat, untuk mengokohkan basis pemilih loyal, memitigasi serangan, dan mempengaruhi swing voters secara lebih cepat dan efektif,” pungkas Umam.(faz/iss)