Teguh Yuwono Pengamat Politik dari Universitas Diponegoro mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memang belum punya figur dengan elektabilitas tinggi untuk diusung sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Walau begitu, keputusan koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan berpengaruh pada peta konstelasi capres-cawapres.
“Dinamika dalam KIB pada akhirnya akan mempengaruhi peta politik nasional. Sehingga, tokoh-tokoh yang diusung KIB sangat menentukan di dalam proses politik Tanah Air,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).
Terkait kemungkinan bergabungnya partai politik (parpol) lain dengan KIB, Teguh bilang malah makin menambah tantangan dan bargaining politiknya.
Karena, tidak mungkin parpol bergabung dalam suatu koalisi tanpa ada kepentingan, dan target politik bersama.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengungkapkan KIB siap menerima partai baru untuk menambah kekuatan menjelang Pemilu mendatang.
“Kami lagi kerja untuk mendapatkan tambahan partai. Jadi, tunggu saja sampai ada tambahan partai masuk koalisi,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Kemudian, Zulkifli Hasan Ketua Umum PAN menyebut KIB membuka pintu untuk Partai Gerindra atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Apa pun nanti, apakah ada tambahan, bergabung, capresnya nanti bagaimana, siapa, itu kami akan berunding dengan KIB. Jadi, segala sesuatu kami akan bicarakan bertiga nantinya,” tegasnya di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Sementara itu, Herry Mendrofa Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) menilai pernyataan yang disampaikan Zulkifli Hasan cuma sebatas komunikasi politik.
Ucapan itu, kata Herry, bisa diartikan sebagai pengingat kalau Gerindra, PAN, dan PKS pernah berada dalam satu gerbong pada Pilpres 2019 sebagai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Menurut saya itu soal komunikasi politik saja. Itu hanya mengingatkan kembali ada kemungkinan besar koalisi PAN, PKS dan Gerindra bisa terbangun,” ungkapnya.
Walau politik sifatnya dinamis, Herry memprediksi kali ini Gerindra tidak akan mau bergabung dengan KIB lantaran sudah punya figur yang kuat dengan elektabilitas tinggi untuk diusung sebagai capres.
“Tentunya Gerindra tidak akan gampang begitu saja bergabung dengan KIB. Karena jelas mereka mempunyai figur kuat Prabowo Subianto,” tambahnya.
Dia melanjutkan, partai yang kemungkinan bergabung dengan KIB adalah PKS. Karena, PKS juga belum mempunyai figur kuat untuk dijadikan capres.
“Kemungkinan yang bisa bergabung dengan KIB adalah PKS. Karena PKS tidak memiliki figur atau tokoh yang dapat diusung. Sehingga, ke mana pun PKS bisa masuk, baik KIB atau di luar KIB,” pungkasnya.(rid/ipg)