Jumat, 22 November 2024

Kawal Pemilu 2024, Bawaslu Gelar Sosialisasi Bahaya Politik Identitas

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
A Warits Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Jawa Timur (Bawaslu Jatim), saat berada dalam acara sosialisasi Bahaya Politik Identitas dalam rangka mengawal Pemilu 2024, di Surabaya, pada Kamis (1/12/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

Dalam rangka mewujudkan pemilu yang bermartabat dan berkualitas, Badan Pengawas Pemilihan Umum Jawa Timur (Bawaslu Jatim), menggelar sosialisasi bahaya politik identitas di Surabaya pada Kamis (1/12/2022).

A. Warits Ketua Bawaslu Jatim, mengatakan bahwa penggunaan politik identitas dalam pemilu memiliki potensi untuk memecah belah masyarakat

“Maka kami mengajak semua untuk menjaga ini, kita sebagai masyarakat Jawa Timur yang masih kondusif bisa saja terjadi,” ucapnya.

Ia juga mengajak seluruh komponen masyarakat, untuk belajar dari sejarah penjajahan yang dialami oleh Indonesia.

“Bangsa kita dulu pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang, lama tidak merdeka itu karena apa? Karena susahnya kita membangun komitmen kebangsaan kita untuk sama-sama melawan penjajah,” ucapnya.

Menurutnya, sejarah memberi pelajaran bahwa dengan situasi yang terbelah, tidak bisa mencapai tujuan atau cita-cita yang akan diwujudkan oleh suatu bangsa.

Begitu pun juga dengan pemilu yang akan sukses terlaksana dengan bersih, jika dijalankan dengan komitmen berbagai komponen masyarakat.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa sumpah pemuda itu terjadi karena pemuda-pemuda bersatu, setelah melepas kepentingan kelompoknya.

“Logikanya sederhana saja, pemilu dilahirkan dari sejarah yang panjang dan komitmen yang luar biasa, harus dijaga dan dibangun,” ucapnya.

Ia menegaskan, bahwa pemilu adalah milik masyarakat dan tidak boleh terjadi perpecahan bangsa dengan adanya pemilu.

“Banyak agama hingga suku, sudah kita sepakati bagian dari bangsa ini, itu tidak perlu diotak-atik, harus kita kelola dengan baik, jangan sampai itu menjadi salah satu pintu masuk kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab untuk memenangkan kepentingannya, karena itu akan merusak kita sebagai bangsa, yang telah sepakat menjadi satu bangsa, bangsa Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, seluruh komponen masyarakat baik dari Organisasi Masyarakat (Ormas), Organisasi Profesi, maupun yang lainnya, harus merajut persatuan untuk menjalankan cita-cita bangsa melalui pemilu.

Ia berharap melalui sosialisasi tersebut, persatuan masyarakat dapat dibangun dan mewujudkan pemilu yang semakin berkualitas dan berintegritas bagi bangsa Indonesia.(ris/rum/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs