Masinton Pasaribu politikus PDI Perjuangan (PDIP) berharap publik memilih pemimpin berdasarkan keberhasilannya selama memimpin lembaga atau pemerintahan, bukan sekadar pencitraan.
Sehingga, calon presiden yang maju dalam Pilpres 2024 benar-benar pemimpin berkualitas.
Maka dari itu, Masinton mendorong seluruh pemangku kepentingan mengedukasi publik dalam menentukan pemimpin masa depan, sebelum pelaksanaan Pemilu 2024.
“Pemilu itu adalah bagian dari desain besar kebangsaan kita. Jadi, memilih pemimpin harus sesuai dengan konteks kebangsaan. Dalam hal ini memilih pemimpin itu harus berdasarkan ukuran-ukuran keberhasilan bukan karena faktor pencitraan. Kalau pencitraan kan kita susah mengukur keberhasilan dan prestasinya. Pencitraan itu kan hanya ditampilkan seakan-akan saja,” ujarnya di Jakarta, Minggu (5/6/2022).
Mantan Aktivis 98 itu menyebut, di internal PDIP ada banyak kader potensial untuk menjadi calon presiden.
Salah satunya, Puan Maharani yang sekarang menjabat Ketua DPR RI.
“Mbak Puan sejak muda sudah dikader, bukan sekadar cucunya Bung Karno atau anaknya Ibu Mega dan Pak Taufik Kiemas. Dia memang dikader dan digembleng dari masa muda,” ucapnya.
Menurut dia, Puan merupakan pemimpin yang sudah ditempa waktu dan sejarah.
“Dia pernah berada dalam berbagai situasi dan merasakan suasana masyarakat. Dari mulai masa Orde Baru. Jadi dia tahu dan merasakan kebersamaan dengan masyarakat. Sehingga, dalam setiap mengambil kebijakan akan berpihak kepada kepentingan masyarakat luas,” imbuhnya.
Terkait sejumlah nama yang sering muncul dalam hasil lembaga survei untuk maju di Pilpres 2024, Masinton menilai belum diketahui rekam jejak dan keberhasilannya dalam memimpin.
Ke depan, Anggota DPR RI Fraksi PDIP tersebut berharap sebelum memilih pemimpin, perlu ada edukasi kepada masyarakat.
“Memilih pemimpin itu bagian dari proses dinamika kebangsaan. Sehingga bangsa ini tidak boleh salah dalam memilih pemimpin ke depan,” tandasnya.(rid)