Jumat, 22 November 2024

Hasto Paparkan Kesimpulan dan Rekomendasi Terkait Geopolitik Soekarno

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Hasto Kristiyanto saat memaparkan disertasi berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara" di Promosi Doktoralnya. Foto: istimewa

Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan menyelesaikan sidang promosi gelar doktor di Universitas Pertahanan (Unhan). Hasto memaparkan disertasi berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara” di hadapan para penguji internal dan eksternal serta tamu undangan yang hadir di Aula Merah Putih, Unhan, Sentul, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Di ujung paparannya, menerangkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi atas disertasinya.

“Pemikiran Geopolitik Soekarno bercorak kritis sebagai progressive geopolitical coexistence berdasarkan body of knowledge dan 7 variabel geopolitik Soekarno,” ucapnya saat menerangkan kesimpulan pertamanya. Ketujuh variabel itu yakni: Demografi, Teritorial, Sumber Daya Alam, Militer, Politik, Ko-Eksistensi Damai serta Sains dan Teknologi.

Dia menjelaskan bahwa pengaruh Soekarno terhadap kepentingan nasional dan pertahanan negara diantaranya pembebasan Irian Barat, Peta Jalan Koridor Kepentingan Nasional, dan Peta Jalan Pertahanan, dan ditandai tingginya Indeks Pertahanan Negara.

“Siklus Pemikiran Geopolitik Soekarno mengintegrasikan kebijakan negara terkait geopolitik, kepentingan nasional, diplomasi, dan pertahanan negara,” jelas Hasto.

Dia juga menyimpulkan Pasifik sebagai pivot dunia. “Pancasila sebagai life line dunia baru dan pengaruhnya terhadap dunia, terlihat dari perubahan konstelasi bipolar menjadi multipolar, serta perubahan struktur Dewan Keamanan PBB,” terangnya.

Menurutnya, ciri pokok Pemikiran Geopolitik Soekarno: Pancasila sebagai ideologi geopolitik guna membangun tata dunia baru melalui penggalangan solidaritas bangsa yang mengedepankan koeksistensi damai, bagi struktur dunia yang lebih berkeadilan.

“Tujuh variabel pemikiran geopolitik Soekarno dapat menjadi peta jalan kebijakan pertahanan negara, dalam mengkaji dan melahirkan kebijakan pertahanan negara. Hasil uji Structural Equation Modelling (SEM), menunjukkan kuatnya pengaruh kepentingan Nasional, politik, dan teknologi terhadap pertahanan negara,” ucapnya.

Pria asal Yogyakarta itu kemudian menyampaikan sejumlah rekomendasi akademis dan praktis.

“Teori Geopolitik Soekarno yang dinyatakan sebagai Progressive Geopolitical Coexistence, merupakan legacy Geopolitik Soekarno bagi life line Indonesia dan Dunia,” sebut Hasto sambil menambahkan Teori Geopolitik Soekarno dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Sementara untuk rekomendasi yang bersifat praktis, Hasto mengusulkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk membangun kekuatan pertahanan negara, atas cara pandang geopolitik Soekarno.

“Bersama Kemenlu, dan Kemhan untuk merumuskan kembali kebijakan luar negeri dan pertahanan negara, atas cara pandang geopolitik,” ucapnya.

Dia juga menyebutkan agar Kemhan bersama Unhan dan Lemhannas dapat melakukan kajian komprehensif, guna merumuskan kembali strategi, doktrin dan postur pertahanan berdasarkan teori geopolitik Soekarno.

Lalu, Kementerian Sekretaris Negara dan Seskab perlu melakukan kajian tentang pentingnya fungsi strategis dalam struktur lembaga kepresidenan guna mengintegrasikan kebijakan luar negeri dan pertahanan. Selanjutnya, penting kajian terhadap Rancangan Undang-Undang Tata Ruang Geopolitik Nusantara, yang memuat koridor strategis pertahanan dan ketahanan nasional oleh Kemenhan.

“Pentingnya memasukkan pemikiran geopolitik Soekarno dalam kurikulum ilmu pertahanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik,” ujarnya.

Terakhir, dia menyarankan agar DPR RI bersama pemerintah c.q. Kementerian Keuangan, untuk menetapkan kebijakan politik anggaran pertahanan negara dalam cara pandang geopolitik yang bersifat rahasia dan sangat rahasia, untuk mencapai tujuan bernegara dan kepentingan nasional Indonesia.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs