Dalam rangka persiapan pemilu 2024, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Surabaya, menggelar acara sosialisasi pengawasan partisipatif dengan media, pemantau pemilu, dan organisasi kepemudaan, di Surabaya pada Kamis (17/11/2022).
Muhammad Agil Akbar Ketua Bawaslu Surabaya, mengatakan bahwa, dalam pemilu 2024 mendatang, tidak cukup hanya Bawaslu yang menjadi pengawas.
“Maka dari itu, kami harapkan masyarakat ikut mengawal bersama pemilu yang jujur dan adil,” ucapnya saat memberi sambutan.
Ia juga mengatakan bahwa, acara itu digelar sebagai sarana pendidikan politik kepada semua pihak.
Sementara itu, Masykurudin Hafiz Staff Ahli Bawaslu Republik Indonesia, menegaskan, pengawasan harus dilakukan sebagai bentuk antisipasi terjadinya pelanggaran dalam pemilu.
Ia menjabarkan, ada empat hal yang bisa dilakukan untuk memahami dan menerapkan proses tersebut.
“Pertama, tahu. Kita harus punya pengetahuan terlebih dahulu. Misal dalam pemilu, politik uang itu dilarang oleh perundang-undangan, kita harus tahu itu,” jelasnya.
Kemudian, yang kedua yakni mau. Menurutnya, jika sudah mengatahui, maka harus mempunyai kemauan untuk berbagi pengetahuan.
“Ilmunya tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas,” ucapnya.
Sedangkan yang ketiga yakni mampu. Menurutnya, juga harus mempunyai kemampuan untuk mengirimkan bukti-bukti pelanggaran jika itu dilarang.
“Dan yang keempat, membangun pengawasan secara partisipatif untuk mengabungkan orang menjadi tahu, mau dan mampu,” ucapnya.
Ia mengatakan, jika empat hal itu dipahami, kemudian dibarengi dengan tindakan yang tepat, maka pengawasan dalam pemilu akan berjalan dengan baik.
Ia berharap, dalam proses pengawasan pemilu 2024, benar-benar dapat dilakukan secara partisipatif, sehingga dalam pengawalannya dapat berjalan maksimal.(ris/gat/ipg)