Jumat, 22 November 2024

Banggar DPR Setujui Usulan Pemerintah Anggaran Belanja Negara Rp3.106 Triliun

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Said Abdullah Ketua Banggar DPR RI berbincang dengan Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan, usai rapat di Gedung DPR RI, Kamis (19/5/2022). Foto: Istimewa

Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui usulan revisi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang diajukan pemerintah.

Dengan begitu, anggaran belanja negara pada APBN 2022 naik dari sebelumnya ditetapkan Rp 2.714,2 triliun menjadi Rp3.106 triliun.

“Perubahan global berkonsekuensi pada perubahan pos belanja secara keseluruhan. Usulan pemerintah belanja negara menjadi sekitar Rp3.106 triliun,” ucap Said Abdullah Ketua Banggar DPR RI, dalam Rapat Kerja Banggar dengan Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan, di Gedung DPR RI Seanayan Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Menurut Said, perubahan postur APBN dipengaruhi naiknya harga minyak mentah dunia. Sehingga, subsidi energi makin membengkak.

“Naiknya harga minyak mentah membuat subsidi harus ditambah menjadi Rp74,9 triliun dengan rincian, subsidi BBM dan elpiji Rp71,8 triliun, dan subsidi listrik Rp3,1 triliun,” ungkapnya.

Perubahan yang terjadi antara lain Indonesian Crude Price (ICP) yang diasumsikan sebelumnya adalah US$ 63 per barel menjadi US$ 100 per barel.

“Pendapatan negara berubah dari Rp1.846,1 triliun menjadi Rp2.266,2 triliun. Belanja negara pun berubah dari Rp 2.714,2 triliun menjadi Rp 3.106,4 triliun,” tegasnya.

Di sisi lain, Said Abdullah mengatakan alokasi perlindungan sosial juga ikut naik. Oleh karena itu, pemerintah juga menambah alokasi anggaran untuk perlindungan sosial Rp18,6 triliun.

Ketua DPP PDI Perjuangan itu melanjutkan, belanja pendidikan yang dicanangkan 20 persen dari total APBN naik sekitar Rp23,9 triliun. Penambahan beberapa pos belanja juga berkonsekuensi menyerap tambahan pengurangan saldo anggaran lebih (SAL) sebanyak Rp50 triliun.

Wala begitu, lanjut Said, penambahan belanja negara juga dibarengi dengan kenaikan pendapatan negara.

Pemerintah memperkirakan pendapatan negara naik menjadi Rp 2.266 triliun dari postur awal Rp1.846 triliun, atau naik sekitar Rp420 triliun.

Naiknya pendapatan negara disumbang dari penerimaan pajak, PNBP, atau kenaikan berbagai komoditas ekspor unggulan seperti CPO dan batu bara.

Dengan perubahan komposisi anggaran, defisit anggaran sepanjang tahun 2022 diperkirakan akan rendah, dari 4,89 persen dari PDB menjadi 4,3-4,5 persen dari PDB.

“Lebih rendahnya perencanaan defisit akan makin mempermudah pemerintah soft landing ke posisi (defisit) di bawah 3 persen pada tahun 2023,” pungkasnya.(rid/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs