Jumat, 22 November 2024

Arab Saudi Rencanakan Putaran Baru Pembicaraan dengan Iran untuk Sejumlah Hal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
menlu-arab-saudi Faisal bin Farhan Menlu Arab Saudi (kanan) berbicang dengan Retno Marsudi Menlu RI (kiri) di sela-sela Sidang Umum PBB, di New York, AS, Selasa (21/9/2021). Foto: Antara

Menteri luar negeri Arab Saudi pada Sabtu (19/2/2022) mengatakan, pihaknya sedang berupaya menjadwalkan putaran kelima pembicaraan langsung dengan Iran untuk mengubah perilakunya di kawasan, meskipun sejauh ini “kurang kemajuan substantif”.

Arab Saudi dan Iran, yang memutuskan hubungan pada 2016 silam, meluncurkan pembicaraan pada 2021 lalu yang diselenggarakan oleh Irak ketika kekuatan global berusaha menyelamatkan perjanjian nuklir dengan Teheran.

Perjanjian nuklir Iran itu dianggap cacat oleh negara-negara Teluk karena tidak menangani program rudal dan jaringan proksi Iran. Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan, jika perjanjian nuklir 2015 dihidupkan kembali itu harus menjadi “titik awal, bukan titik akhir” untuk mengatasi masalah regional.

Dia juga mengatakan bahwa Riyadh tetap tertarik untuk melakukan pembicaraan dengan Iran.

“Itu tentu membutuhkan keinginan serius dari negara tetangga kami Iran untuk mengatasi masalah mendasar yang ada …. Kami berharap ada keinginan serius untuk menemukan suatu modus operandi baru,” katanya.

“Jika kami melihat kemajuan substantif pada dokumen-dokumen itu, maka, ya, pemulihan hubungan mungkin dilakukan. Sejauh ini kami belum melihat hal itu,” kata Faisal pada Konferensi Keamanan Munich, sebagaimana dikutip Antara.

Arab Saudi dengan mayoritas populasi Muslim Suni dan Iran dengan Muslim Syiah bersaing mendapatkan pengaruh di seluruh kawasan Timur Tengah dalam peristiwa-peristiwa seperti perang di Yaman dan juga di Lebanon.

Pada awal Februari 2022 lalu, Ebrahim Raisi Presiden Iran mengatakan, Teheran siap untuk melakukan lebih banyak perundingan jika Riyadh bersedia melakukan pembicaraan dalam suasana saling pengertian dan saling hormat.

Ketegangan antara kedua negara melonjak pada 2019 setelah serangan terhadap pabrik minyak Saudi yang dituduhkan Riyadh dilakukan oleh Iran, namun tuduhan itu telah dibantah Teheran.

Ketegangan antara Saudi dan Iran terus membara di Yaman di mana koalisi pimpinan Saudi memerangi gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Pangeran Faisal mengatakan, Iran terus menyediakan rudal balistik dan suku cadang pesawat nirawak serta senjata konvensional kepada Houthi, tetapi tuduhan itu dibantah oleh Teheran dan kelompok Houthi.

“Langkah ini tidak berkontribusi untuk menemukan jalan untuk menyelesaikan konflik (di Yaman), tetapi kami berkomitmen dan kami mendukung perwakilan PBB,” kata Faisal merujuk pada upaya yang dipimpin PBB untuk gencatan senjata di Yaman.

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs