Sabtu, 23 November 2024

Serap Aspirasi Nelayan Banyuwangi, Ketua DPR Minta Menteri KKP Langsung Mengeksekusi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI di Pasar Ikan Mandar, Banyuwangi, Jumat (12/11/2021). Foto: Istimewa

Puan Maharani Ketua DPR RI melakukan kunjungan kerja untuk menyerap aspirasi para nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur. Kepada Puan, para nelayan mengeluhkan langkanya bahan bakar minyak (BBM) murah untuk melaut.

Rahmat Sukardi satu di antara nelayan mengadu ke Puan karena dilarang membeli Pertalite oleh SPBU Pertamina. Padahal, kata dia, nelayan masih membutuhkan BBM murah.

“Kami disuruh beli Pertamax. Padahal kami nelayan kecil. Pendapatan nelaut tidak seberapa, apalagi di masa pandemi,” keluh Sukardi saat berdialog dengan Puan di Pasar Ikan Mandar, Banyuwangi, Jumat (12/11/2021).

Hadir dalam dialog dengan nelayan sejumlah menteri, seperti Sakti Wahyu Trenggono Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) dan I Gusti Ayu Bintang Darmawati Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Ipuk Fiestiandani Azwar Anas Bupati Banyuwangi dan sejumlah jajaran anggota DPR RI lainnya juga turut serta dalam kegiatan ini.

Menanggapi keluhan Sukardi, Puan mengatakan, dia memahami problem BBM untuk nelayan. “Karena BBM itu komponen biaya utama melaut. Apalagi di masa pandemi ini,” ujarnya.

Ketua DPR meminta pemerintah memberi akses BBM murah kepada nelayan. Permintaan ini disampaikan langsung kepada Menteri Trenggono yang hadir.

“Gimana, Pak Menteri? Ini mumpung ada menterinya,” kata Puan sambil menunjuk Trenggono yang duduk di sampingnya.

Menteri KKP menyatakan pihaknya siap memberi BBM murah untuk nelayan, khususnya di Banyuwangi. “Akan kami salurkan lewat koperasi-koperasi nelayan,” kata Trenggono.

Kepada puluhan nelayan yang hadir, Puan meminta mereka menumpahkan semua unek-uneknya. “Ayo sampaikan semua. Mumpung ada saya dan Pak Menteri,” kata Puan.

Mendengar permintaan Puan itu, Helmi Tri Suhadi Ketua Kelompok Nelayan Pantai Marina, Banyuwangi, mengeluarkan unek-unek tentang harga jual hasil tangkapannya yang rendah.

“Kalau musim panen ikan, harganya anjlok, Mbak Puan,” keluh Helmi.

Keluhan juga muncul dari istri nelayan, Rodiatulloh, warga Muncar, Banyuwangi. “Penghasilan nelayan ini pasang surut. Kami istri-istri nelayan ingin ada pendapatan untuk membantu suami,” ungkapnya.

Puan mengaku gembira mendengar semangat para istri nelayan yang semangat membantu suami mencukupi kebutuhan hidup.

“Saya senang ini lihat istri nelayan yang bersemangat meningkatkan skill untuk mendapatkan penghasilan. Bu Menteri PPA dan Bupati Banyuwangi segera adakan pelatihan buat mereka,” kata Puan kepada Menteri Bintang dan Bupati Ipuk.

Di akhir dialog, Puan menyatakan berterima kasih kepada para nelayan yang terbuka menyampaikan keluhan dan unek-uneknya.

“Saya bisa melihat langsung permasalahan nelayan Banyuwangi dan tentu saja daerah-daerah lain. Makanya saya bawa Menteri KKP dan anggota-anggota DPR agar bisa segera diselesaikan,” ujar dia.

Sebelum berdialog dengan para nelayan, Puan mengunjungi vaksinasi untuk keluarga nelayan. Puan juga meninjau Pasar Ikan Segar Mandar.

“Ini pasar ikannya bagus, bersih, menghilangkan kesan kumuh yang selama ini melekat tentang pasar ikan,” katanya.

Puan juga menyempatkan diri berbincang dengan para pedagang di pasar ikan tersebut.

“Selain beli ikan, kita juga bisa memasak langsung dan bisa makan di tempat. Ini membuat ekonomi bergulir. Bukan hanya nelayan saja yang dapat penghasilan, tapi penjual beras, penjual sayur dan tukang masak ikut kebagian rejeki,” ujarnya.

Puan juga menemui para pengrajin alat tangkap ikan dan ikut mencoba merajut jaring ikan. Setelahnya, Puan memberikan sejumlah bantuan, antara lain berupa paket alat tangkap benih, bantuan permodalan perikanan tangkap, dan paket bakti nelayan (sembako) sebanyak 1.500 paket.(faz/iss/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs