Stephane Dujarric Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, pada sidang majelis umum PBB tahun ini tidak ada perwakilan dari Myanmar yang dijadwalkan untuk berbicara.
Sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi lewat kudeta, posisi duta besar Myanmar di PBB masih diperebutkan oleh junta dan pemerintah yang digulingkan.
“Pada titik ini, Myanmar tidak akan berpidato,” kata Dujarric, Sabtu (25/9/2021), dilansir Antara.
Kyaw Moe Tun Dubes Myanmar untuk PBB yang ditunjuk oleh pemerintah Aung San Suu Kyi semula diharapkan untuk berpidato di SMU PBB yang beranggotakan 193 negara. Dia dijadwalkan berbicara pada Senin (27/9/2021), hari terakhir pertemuan tahunan itu.
Namun para diplomat mengatakan China, Rusia, dan Amerika Serikat telah mencapai kesepahaman bahwa Moskow dan Beijing tidak akan keberatan dengan Kyaw Moe Tun yang tetap menduduki posisi wakil Myanmar di PBB untuk saat ini, selama dia tidak berbicara pada Sidang Umum.
“Saya menarik diri dari daftar pembicara, dan tidak akan berbicara pada debat umum ini,” kata Kyaw Moe Tun.
Kyaw Moe Tun menambahkan bahwa dia mengetahui adanya kesepahaman antara beberapa anggota komite kredensial PBB yang beranggotakan Rusia, China, dan AS.
Junta Myanmar telah mengajukan pensiunan militer Aung Thurein untuk menjadi utusan di PBB.
Di lain pihak, Kyaw Moe Tun juga telah meminta agar akreditasinya di PBB diperbarui meskipun hal itu menjadikannya target serangan atau pembunuhan atas pembangkangan terhadap junta militer.
Sementara klaim persaingan juga telah diajukan untuk posisi wakil Afghanistan di PBB, setelah Taliban merebut kekuasaan Agustus lalu.
Namun, dubes Afghanistan dari pihak pemerintah yang digulingkan akan tetap menyampaikan pidato pada Senin mendatang.
Dujarric mengatakan untuk saat ini, perwakilan Afghanistan yang tercantum dalam daftar untuk hari Senin adalah Ghulam M Isaczai.
Isaczai adalah duta besar untuk PBB saat ini, yang mewakili pemerintah Afghanistan yang digulingkan oleh Taliban.(ant/dfn/den)