Sabtu, 23 November 2024

Pimpinan MPR Berharap Disrupsi Membuat Bangsa Indonesia Belajar Menghadapi Berbagai Perubahan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Lestari Moerdijat Wakil Ketua MPR RI. Foto: Humas MPR RI

Lestari Moerdijat Wakil Ketua MPR RI mengatakan, berbagai perubahan yang terjadi akibat disrupsi dan pandemi Covid-19 harus dijawab dengan mengubah pola pikir menjadi bangsa pembelajar.

Dengan begitu, generasi penerus mampu mewujudkan Indonesia emas, adil dan makmur seperti yang dicita-citakan para pendiri Bangsa Indonesia.

“Menjadi bangsa pembelajar dengan berbagai perubahan yang terjadi saat ini adalah sebuah keniscayaan. Generasi muda yang akan menjadi pelaku utama dalam mengisi kemerdekaan harus mampu mewujudkannya dalam menjawab berbagai tantangan di masa datang,” ujarnya dalam Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku, di Ambon, Maluku, Kamis (4/11/2021).

Hadir dalam acara tersebut Drs. Muhammad Saleh Tio, M.Si (Asisten I Pemprov Maluku, mewakili Gubernur Maluku), Drs. Abduk Haji Latua (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku), Dr. Djalaludin Salamoessy, M.Si (Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Maluku), Dra. Aisa Manilet, M.Si (Ketua Aisyiah Maluku), Dr. Mohdar Yanlua, M.H. (Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku), seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Maluku dan sejumlah anggota DPRD Maluku dari Fraksi NasDem.

Menurut Lestari, sumber pembelajaran bukan cuma berasal dari berbagai peristiwa yang terjadi masa sekarang, tapi juga bisa dari peristiwa sejarah di masa lalu.

“Disrupsi dan pandemi Covid-19 yang kita hadapi saat ini memberikan pelajaran bahwa bangsa ini harus siap beradaptasi dalam situasi apa pun, tentu dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai,” katanya.

Sedangkan berbagai persitiwa sejarah di masa lalu, sambung legislator yang akrab disapa Rerie, memberi pemahaman para pendahulu kita mampu mengatasi berbagai tantangan berbangsa dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang dipraktikkan seperti gotong-royong, persatuan, cinta Tanah Air dan mengedepankan keberagaman.

“Generasi muda harus mampu mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa tersebut untuk menjadi bekal menghadapi tantangan di masa datang,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Rerie memperkenalkan metode manajemen Teori U, karya Otto Scharmer, kepada para mahasiwa agar mampu beradaptasi dalam sejumlah proses perubahan.

Teori U, menurut Rerie, mampu membantu individu mau pun para pemangku kepentingan melakukan transformasi yang mengakar dan mendorong inovasi.

Pada kesempatan tanya jawab, sejumlah pertanyaan terkait pembelajaran tatap muka dan upaya mengatasi pengangguran mengemuka.

Rerie menilai pembelajaran offline atau tatap muka memang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Namun, untuk merealisasikannya membutuhkan kesiapan semua pihak, agar tidak memicu kembali penyebaran Covid-19.

Sedangkan untuk mengatasi pengangguran di Ambon, salah satu yang diusulkan Rerie adalah mengedepankan kearifan lokal dalam pengembangan perekonomian daerah.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs