Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M. A. Wakil Ketua MPR RI mengingatkan agar kaum perempuan, baik para ibu maupun pemudi, tidak hanya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tetapi mengambil hikmahnya.
Para perempuan harus terus mengambil hikmah dari peran kontributif kaum perempuan yang tercatat sepanjang sejarah Islam maupun sejarah Republik Indonesia, agar peran seperti itu terus berkelanjutan.
“Bersama momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan peringatan Sumpah Pemuda pada hari ini, semakin penting kita mendalami dan meneladani ajaran dan kiprah kaum perempuan bagi kemajuan umat dan bangsa. Itu semuanya tercatat dengan tinta emas semenjak masa Rasulullah SAW hingga masa perjuangan kemerdekaan negeri ini,” ujarnya.
Dia sampaikan itu secara virtual dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berbarengan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda di Kajian Muslimah Masjid Raya Al Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (28/10/2021).
Acara itu juga diisi Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta, juga Ust. H. Das’ad Latif, Ph.D Da’i Nasional.
Dalam sambutannya kepada ribuan ibu-ibu yang berasal dari berbagai majelis taklim Jakarta Selatan ini, Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II (meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri) itu menyampaikan, peringatan Sumpah Pemuda adalah inspirasi bagi seluruh anak bangsa.
Tidak terkecuali bagi kaum perempuan atau Muslimah.
“Maka di saat kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda hari ini, penting kita mengambil hikmahnya dengan mengingat kembali sejarah peristiwa Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 yang menginspirasi terselenggaranya Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 dengan semangat dan komitmen kebangsaan yang sama,” katanya.
Dia juga memaparkan, dalam dua peristiwa fenomenal itu, partisipasi elemen umat Islam sangat nyata dengan hadirnya Jong Islamieten Bond di Kongres Pemuda dan sejumlah tokoh dari ormas keperempuanan Islam di Kongres Perempuan Indonesia itu membuktikan komitmen mereka sebagai umat Islam yang meneladani dan menjalankan ajaran Rasulullah SAW, yang cinta kemajuan negerinya dan peduli dengan perjuangan bersama masyarakat.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menegaskan, peranan kaum perempuan muslimah itu tidak lain merupakan kesinambungan dari peranan historis kaum perempuan di masa Rasulullah SAW.
“Dengan kita memperingati Maulid, maka kita juga berkomitmen meneladani kepribadian dan perilaku Nabi Muhammad SAW, tidak terkecuali peran luhur beliau dalam memberikan ruang bagi kaum perempuan untuk berdaya dan berkarya,” ujarnya.
Dia contohkan peranan Khadijah RA dalam mendukung dakwah Rasulullah SAW di Mekah. Kemudian peranan Aisyah RA yang sangat krusial di tengah umat Islam pasca hijrah ke Madinah.
“Beliau berdua menjadi tokoh sentral bagi perkembangan keilmuan dan tradisi keislaman, dari ibadah, akhlak, sosial, budaya, kesehatan, bahkan di periode berikutnya Aisyah RA ikut berupaya menghadirkan islah antara sesama umat Islam,” ujarnya.
Begitu pula peran penting Ummu Salamah RA, yang dengan saran konstruktifnya, Rasulullah SAW berhasil memecahkan kebekuan di antara kaum muslimin pasca Perjanjian Hudaibiyah.
Oleh karena itulah HNW mengajak kepada seluruh elemen umat Islam, terutama kaum perempuan, untuk melanjutkan sejarah emas kontribusi kaum perempuan muslimah bagi umat dan bangsa.
“Dengan kedudukan terhormat yang disebutkan oleh Rasulullah SAW bahwa Islam menghormati kaum Perempuan lebih unggul tiga kali di atas laki-laki, dan di tengah memburuknya kondisi sosial kemasyarakatan akibat dampak negatif dari Covid-19, maka makin penting kita meneladani dan mencintai Rasulullah SAW dengan melanjutkan kiprah sejarah emas kaum perempuan yang unggul dalam iman, ilmu, dan amalnya,” katanya.
Dia berharap peran istimewa kaum muslimat dan mukminat dalam hal kontribusi menghadirkan umat Islam yang solutif, sebagai khairu ummah (umat terbaik), dan rahmatan lil ‘alamin, selalu bisa terwujud.(adv)