Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Surabaya mengapresiasi perbaikan penanganan lonjakan kasus Covid-19 yang terus dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Salah satunya dengan membuka RS Lapangan Tembak dengan kapasitas awal 400 pasien yang nantinya bisa menampung 1.000 pasien dengan gejala ringan dan OTG.
“Kondisi belum baik-baik saja. Angka kematian masih tinggi meskipun kesembuhan juga tinggi. Angka kematian perhari masih lebih dari 100 jiwa bahkan pernah 167 jiwa. Ini saya kira bukan kondisi yang biasa,” kata Reni kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (14/7/2021).
Reni mengaku hampir setiap hari mendapat laporan ada orang yang butuh rumah sakit. Ada yang baru sampai di depan IGD RS BDH lalu wafat. Ada juga yang belum didatangi petugas sudah wafat.
“Kita fokus ke keselamatan jiwa warga Surabaya. Jangan sampai warga terpapar tidak terpantau dan tertangani. RT RW juga berperan memantau warganya. Ada warga yang sakit, tidak jadi ke Puskesmas karena masih penuh, lalu memilih merawat diri di rumah saja rentan menulari anggota keluarga yang lain. Apalagi kalau tidak ada gejala lalu masih pergi ke mana-mana dan menularkan ke orang lain,” ujarnya.
Sesuai arahan dari pusat, pemerintah daerah dapat menggunakan seluruh aset pemerintah untuk tempat isolasi. Kebijakan terbaru Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya yang membuka tempat isolasi di setiap kelurahan dinilai Reni sangat bagus untuk memutus rantai penyebaran. “Tenaga kesehatan dan alat kesehatan, saya kira di Surabaya banyak. Yang mungkin masalah adalah ketersediaan oksigen”.
Kemudian bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang rumahnya tidak memadai untuk isolasi mandiri dan belum mendapatkan bantuan permakanan, kata Reni, lurah dan camat setempat harus melakukan penanganan cepat.
Pada kesempatan yang sama Reni juga mengusulkan bagaimana jika Pemkot Surabaya bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan relawan penanganan Covid-19. Hal ini sesuai arahan Satgas pusat dan mengingat banyaknya kebutuhan relawan. “Di RS Lapangan Tembak ada tambahan 150 nakes. Nanti juga harus ada tambahan untuk kelurahan,” kata dia.
Terkait anggaran, Reni memastikan APBD diprioritas untuk penanganan Covid-19. “Refocusing anggaran ke situ. Anggaran yang bisa ditunda atau dihapus sangat dimungkinkan. Ada anggaran 600 miliar rupiah yang siap digunakan. Pemkot punya keleluasaan yang sangat besar untuk penanganan Covid. Jangan sampai penyelamatan jiwa warga Kota Surabaya terkendala anggaran,” ujarnya.(iss)