Tri Rismaharini Menteri Sosial menjabarkan manfaat pohon untuk kehidupan manusia dan menjaga kelestarian alam. Risma pun membeberkan, semasa dia menjabat Wali Kota dua periode, banyak area yang belum dimanfaatkan secara optimal, justru dibangun taman agar banyak hidup tumbuh- tumbuhan, pohon dan bunga.
Faktanya sudah sangat nyata, yakni banjir di Kota Pahlawan itu diklaim berkurang drastis.
“Contohnya misalkan saat saya awal jadi Wali Kota 52 persen wilayah Surabaya banjir. Kemudian saya melakukan, saya mendengarkan teori, karena saya kan bukan ahli tanaman. Saya mendengarkan teori, bahwa satu pohon kalau usia dia 10 tahun sampai 20 tahun, maka bisa menyimpan air. Dari situ lah saya menanam sebanyak-banyaknya pohon. Pokoknya ndak boleh ada tanah kosong, harus kita tanami,” kata Risma saat berbicara pada peluncuran buku berjudul “Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam”, di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Rabu (24/3/2021).
“Dan alhamdulillah sekarang, kemarin terakhir itu dua persen yang masih sisa ada genangan,” sambung Risma.
Selain mengeluarkan oksigen yang tentu baik untuk manusia, kata Risma, banyak pohon dan taman di Surabaya, menjadikan kota yang dipimpinnya dulu, saat ini mendulang rezeki. Banyak pendatang termasuk para turis ingin ke Surabaya karena keindahan alamnya dan kota semakin cantik. Para investor berani mengeluarkan modalnya membangun hotel. Awalnya tentu pembangunan ini mendapat respons pro-kontra.
“Tapi justru kota Surabaya yang dulunya gersang, kemudian kotanya menjadi hijau banyak taman, banyak pohon, buah – buahan, justru orang datang ke Surabaya. Saat saya jadi Wali Kota, hampir 300 persen, (okupansi) hotel itu naik. Kan ga mungkin mereka mendirikan investasi hotel, kalau kemudian tidak ada pasarnya. Jadi itu yang terjadi. Sering kali dipertentangkan antara kita ramah lingkungan dan disebut tidak menjadi ekonomis kota ini. Itu tidak terbukti terjadi di Surabaya. Bahkan Kota Surabaya, banyak tamu yang datang bahkan dari luar negeri. Mereka melihat kondisi Surabaya bagus, lingkungannya bagus,” kata Risma.
Risma menyatakan, dengan kota yang tertata, hal itu juga sejalan dengan naiknya pendapatan asli daerah (PAD) di Surabaya. Dari yang awalnya PAD hanya diperoleh sekitar Rp 900 miliar, kini sudah menyentuh di angka Rp 6 triliun.
Dia juga menyebut, potensi ekonomi ini terjadi di pesisir laut. Berkat saran sang ketua umum Megawati Soekarnoputri dibuat lah cemara udang, pengganti hutan mangrove, untuk melindungi perahu nelayan dari ombak besar ketika datang. Kini, kata Risma, banyak nelayan dari luar Surabaya datang. Tidak hanya mencari ikan, pada akhir pekan nelayan menjadikan kapalnya untuk wisata bagi para turis.
“Nelayan- nelayan ini kami ajarkan juga, kalau Sabtu – Minggu, mereka menjadi nelayan pariwisata. Nah kemudian mereka mengantarkan tamu- tamu, dan tamu makan siang – siang yang memasak istri – istri nelayan,” kata Risma.
“Jadi naiknya (PAD) bukan 10 persen, tapi begitu banyak tamu ke Surabaya, kemudian akhirnya terjadi perputaran ekonomi,” tutur Risma.(faz/dfn/ipg)