Jumat, 22 November 2024

Sekjen PDI Perjuangan: Surabaya Jangan Sampai Jatuh ke Tangan yang Salah

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Rapat Konsolidasi Organisasi Internal Partai di kantor DPD PDIP Jatim, Minggu (30/8/2020). Foto: Istimewa

Jajaran DPP PDI Perjuangan menggelar Konsolidasi Organisasi Internal Partai di kantor DPD PDIP Jatim, Minggu (30/8/2020) menjelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang.

Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP mengakui, Surabaya memang mendapat perhatian khusus dari Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.

“Selama hampir 10 tahun Ibu Risma memimpin, Surabaya menjadi ikon begitu banyak identitas keberhasilan: smart city; the green city; the cultural city; dan begitu banyak identitas lainnya,” katanya.

Sebab itu, kata Hasto, Surabaya akan dijaga dan dilindungi oleh anggota dan kader Partai yang menyatu dengan rakyat untuk memenangkan Pilkada.

Hasto juga bilang, untuk menjadi calon kepala daerah dari PDIP harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais serta memiliki kemampuan teknokratis untuk menyelesaikan masalah rakyat.

“Atas dasar itu, PDI Perjuangan tidak ingin Surabaya jatuh ke tangan yang salah; jatuh kepada mereka yang hanya mengandalkan pemodal hitam, dan ingin mengubah tata kota hanya karena berburu kepentingan kapital,” ujarnya.

“Kepemimpinan ke depan Kota Surabaya adalah kesinambungan visi dan misi sebagaimana sudah diletakkan oleh Walikota Mas Bambang DH, Bu Risma dan terutama kesinambungan harapan bagi wong cilik agar Surabaya tetap dipimpin oleh mereka yang memiliki jiwa kerakyatan,” tegas Hasto.

Dengan pertimbangan itulah, Hasto diperintah Megawati ke Surabaya untuk melakukan konsolidasi.

Hari ini Hasto datang bersama dengan Djarot Syaiful Hidayat Ketua DPP Bidang Kaderisasi dan Ideologi, Tri Rismaharini Ketua DPP Bidang Kebudayaan, dan Arif Wibowo Wakil Sekjen PDIP.

Konsolidasi itu juga dihadiri Kusnadi Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Adi Sutarwijono Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, juga Whisnu Sakti Buana Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDI Perjuangan Jatim.

Pada kesempatan itu, Hasto menegaskan, tidak ada “tarik tambang politik” antara dirinya dengan Risma seperti digambarkan sejumlah media.

“Ada media tertentu yang menggambarkan kami ada drama tarik-menarik. Saya tidak tahu informasinya dari mana. Karena tidak ada wawancara dengan saya juga,” ujarnya.

“Tidak ada tarik tambang politik di internal Partai. Yang ada menarik tambang supaya rakyat bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan,” ujarnya.

Sementara itu, Tri Rismaharini yang juga Wali Kota Surabaya menegaskan, untuk menang di Surabaya, butuh modal sosial yang jauh lebih penting daripada uang.

“Dan ciri kepemimpinan PDI Perjuangan adalah selalu menyatu dengan rakyat di Surabaya,” ujar Risma.(den/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs