Jumat, 22 November 2024

Pengamat Politik: Janji-Janji Kampanye Masih Bersifat Klasik

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Pilkada Serentak 2020.

Fauzi Said Dosen dan Pengamat Politik Universitas Brawijaya (UB) Malang menilai, sebagian besar pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pilkada masih memberikan janji-janji kampanye yang bersifat klasik dan tidak ada parameter yang jelas dalam mewujudkan programnya, kalau nanti terpilih menjadi kepala daerah.

Menurutnya, hal tersebut harus diperhatikan olah para kandidat mengingat pilkada bukan sekedar ajang pemilihan setiap lima tahun sekali, namun juga momen untuk memberikan edukasi politik ke masyarakat.

“Sementara ini janji-janji yang diberikan masih bersifat umum dan secara slogan belum terukur dengan baik. Seharusnya janji-janji kampanye terukur, sehingga bisa memberikan pendidikan politik ke publik,” kata Fauzi Said kepada Radio Suara Surabaya, Senin (16/11/2020).

Ia menambahkan, seharusnya para kandidat juga memberikan janji kampanye dengan bentuk realisasi yang jelas. Karena jika tidak, janji kampanye akan menimbulkan masalah karena ketidaksiapan anggaran dan pola koordinasi dalam birokrasi.

“Karena kalau tidak siap, seperti memberikan PHP (pemberi harapan palsu). Bagaimana realisasinya? kalau dari APBD, dana dari mana? Apa birokrasinya siap?,” tambahnya.

Fauzi mencermati, masih banyak kandidat yang terjebak dengan janji-janji normatif yang kurang menyentuh masyarakat. Mereka kurang menggali apa yang dibutuhkan mayarakat setempat dan terjebak dalam pola kampanye lama.

Apalagi, dalam Pilkada nanti, banyak calon pemilih yang masih tergolong muda. Ia mengingatkan, bahwa pemilih muda cenderung lebih realistis dan jeli dengan kondisi saat ini. Sehingga jika apa yang dijanjikan kandidat dirasa kurang terukur, maka para pemilih muda pasti enggan untuk memberikan suaranya.

“Saya rasa (janji kampanye, red) masih belum tersentuh dengan baik. Terbukti beberapa mahasiswa saya bilang ‘ah sudahlah, begitu saja‘ karena dianggap kurang realistis. Mereka anak milenial ini sangat jeli,” ujarnya.

Fauzi mengingatkan agar para pemilih benar-benar mengenali calon kandidat kepala daerah mereka. Masyarakat harus memahami apa yang mereka butuhkan dan apa yang ditawarkan oleh calon kandidat, eserta bagaimana calon kandidat mewujudkan itu.

“Para calon pemilih yang akan menyalurkan hak pilihnya, harus benar-benar menghindari jebakan-jebakan politik yang kalimatnya enak didengar, jangan tertipu oleh itu. Dipahami cara berfikirnya dan apa kebutuhannya,” imbuh Fauzi. (tin/ang)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs