Airlangga Pribadi Kusman Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengatakan, PDI Perjuangan berpeluang memenangkan Pilwali Surabaya 2020 bila mengusung Nasionalis-Santri.
Menurutnya, yang dibutuhkan sekarang bukan semata memenangi elektoral, tapi juga bersama-sama menghadapi berbagai krisis akibat pandemi Covid-19 dengan segala dampak yang ditimbulkan.
“Dalam politik elektoral dan situasi krisis saat ini, PDIP harus memperhatikan keseimbangan dan komposisi nasionalis-santri,” kata pengamat yang juga CEO Lembaga Survei The Initiative Institute itu.
Kalkulasinya, ujarnya, kondisi krisis butuh persatuan, kolaborasi, dan bisa saling menyatukan. Nah, melihat komposisi politik kebudayaan di Surabaya saat ini, perekatnya adalah nasionalis dan santri.
“Agar perekat itu bisa solid, dan momen politik elektoral tidak jadi ajang perpecahan satu sama lain,” ujarnya, Kamis (9/7/2020).
Dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, perspektif yang disampaikan Angga itu mengarah pada duet Whisnu Sakti Buana-Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans.
Pada bursa Pilwali Surabaya 2020, Gus Hans diklaim sebagai satu-satunya kandidat dari kalangan santri atau pesantren. Sedangkan Whisnu disebut sebagai kandidat kuat yang dapat rekomendasi untuk posisi calon wali kota.
Angga bilang, yang dibutuhkan sekarang adalah kolaborasi bersama, saling mengerti, saling memahami satu sama lain. Politiknya harus sinergis dan harus menyesuaikan dengan keadaan era new normal.
New normal, menurut Angga adalah solidaritas, saling pengertian, bersama-sama, gotong royong saling membantu menghadapi krisis. Politik menurutnya harus menyesuaikan itu.
“Menyesuaikan apa? Merangkul semua aliran politik kebudayaan, terutama yang eksisting di Surabaya. Lebih ke arah solidarity maker yang terbangun saat aliran sungai nasionalis dan santri bertemu,” katanya.(den)