PDI Perjuangan hari ini mengumumkan rekomendasi calon kepala daerah di beberapa daerah di Jawa Timur. Namun, untuk rekomendasi Pemilihan Wali Kota (pilwali) Surabaya masih belum dimunculkan. ‘Drama’ pengumuman Pilkada Surabaya ala PDIP ini dinilai tidak membuat daya kejut masyarakat.
“PDI Perjuangan belum menemukan kader internal di Jawa Timur yang selevel dengan kualitas dan kapasitas Bu Risma (Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya),” ujar Sucahyo Tri Budiono Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Selasa (11/8/2020).
Ia menjelaskan, kader PDIP yang muncul di permukaan selama ini seperti Whisnu Sakti Buana, Armuji atau kader lainnya dinilai tidak memiliki daya kejut di masyarakat. Karena kualitas yang diusung sangat tidak bisa setara popularitas Tri Rismaharini, apalagi mengungguli Tri Rismaharini. Kondisi tersebut, membuat Ketua Umum DPP PDIP sangat hati-hati mengeluarkan rekomendasi Pilwali Surabaya.
Pakar politik Wijaya Kusuma ini, memprediksi pertarungan politik diinternal PDI-P sangat kental. Sejumlah kader internal saling klaim mendapat rekomendasi dari DPP PDI-P.
“Internal sangat kuat pertarungannya untuk mengusung dilevel wali kota maupun wakil wali kota. Sayang kader yang ada belum melebihi kualitas Tri Rismaharini,” kata Sucahyo.
Sementara Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin calon yang sudah muncul lebih dulu di pentas pilitik Pilwali dinilai bisa menandingi nama besar Tri Rismaharini. Machfud bahkan dipercaya oleh 8 partai politik untuk melaju memenangkan Pilwali Surabaya.
“Ini pekerjaan berat bagi PDI-P untuk mengangkat elaktabikitas dari calon yang diusung di Pilwali Kota Surabaya,” ujar Sucahyo.
Ia menerangkan, untuk Pilwali Kota Surabaya 9 Desember 2020, PDIP memiliki pekerjaan berat. Apakah berhadapan atau berkoalisi dengan partai politik lain yang lebih awal memberikan dukungan pada Machfud Arifin.
Menurutnya, pilihan terbaik untuk kepentingan Pilwali maupun Pemilu Legislatif 2024 adalah mengandeng kekuatan Machfud Arifin (MA).
“Memang ini pilihan sulit. Karena strategi politik yang digarap tidak merugikan kepentingan pemilu 2024 mendatang,” tegas Sucahyo.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri terkesan masih berharap campur tangan Tri Rismaharini di Pilwali Kota Surabaya akan memuluskan mengamankan kursi Balaikota Surabaya lima tahun kedepan.
Ia menilai, Risma juga memiliki anak emas yang digadang-gadang menjadi calon wali kota yakni Eri Cahyadi Kepala Bappeko Surabaya. Bahkan, banyak baliho tersebar di berbagai titik di Surabaya bergambar Eri yang di bersanding atau di belakangnya ada foto Risma.
“Saya rasa, kualitasnya Eri belum mampu mengungguli atau selevel dengan Bu Risma,” katanya.
Sekadar diketahui, DPP PDI-P hari ini mengumumkan rekomendasikan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah tahap tiga. Untuk Jawa Timur, hanya mengumumkan 5 kabupaten, tanpa merekom Pilwali Kota Surabaya.
Lima kabupaten/kota yang mendapat rekomendasi diantaranya Kabupaten Gresik, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Ponorogo.
“Ini menunjukkan Bu Mega sangat hati-hati, agar tidak keliru memberikan rekomendasi,” tutup Sucahyo. (bid)