Pandemi Covid-19 memukul ekonomi warga. Ahmad Muhdlor Ali Bakal Calon Bupati Sidoarjo menyoroti kekhawatiran menurunnya asupan gizi warga di tengah pandemi. Dia pun menggelar kegiatan ”Berbagi Gizi”.
Aksi bagi-bagi gratis bubur bergizi ini salah satunya digelar di Kecamatan Krian, Minggu (26/7/2020). Menu buburnya beragam. Dari bubur kacang hijau, bubur sumsum, bubur ketan hitam, sampai bubur mutiara.
Muhdlor mengklaim, semua hidangan bubur itu diproses memberdayakan warga di sekitar lokasi. Saat pelaksanaan, Muhdlor turut meladeni warga yang mengantre, memakai kostum gowes warna hijau.
”Ini buburnya dicampur semua atau apa yang disukai?” tanya Wakil Ketua GP Anshor Jatim itu kepada sala satu warga sembari mengingatkan yang lain. ”Antri ya, Pak, Bu, yang tertib. Maskernya tolong dipakai, ya.”
Setidaknya ada 200 porsi bubur yang tersedia dan ludes dibagikan kepada warga. ”Lelah setelah gowes hilang karena melihat senyum warga, harapan warga, dan berbagai aspirasi yang disampaikan ke saya,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Muhdlor itu bilang, program ”Berbagi Gizi” juga menjadi salah satu agenda yang akan dia geber bila dipercaya menjadi bupati. Ada tiga manfaat yang langsung didapat dari program ini.
Pertama, membantu mencukupi kebutuhan gizi warga. ”Nanti bukan hanya bubur. Yang disajikan sesuai keanekaragaman potensi lokal. Bisa ikan atau tanaman di daerah itu,” ujarnya.
Kedua, menggerakkan ekonomi lokal, karena semua bahan dibeli dan diproses warga setempat. Ke depan, program itu rencananya dia gelar setiap Minggu, di tiga titik di masing-masing 353 desa/kelurahan.
“Bayangkan. Maka ada lebih dari 1.050 titik kegiatan bagi gizi ke warga. Per titik ada 200 porsi, maka program ini setidaknya akan melayani lebih dari 200.000 warga Sidoarjo,” ujarnya.
Tentu saja, kata dia, karena program inisiasi ini akan terlaksana kalau dia menjasi bupati, semua dana program ini nantinya akan dibiayai oleh pemerintah daerah dengan melibatkan warga setempat.
“Sekaligus untuk menggerakkan ekonomi lokal. Misal per titik ada Rp1,5 juta, maka tiap akhir pekan ada Rp1,5 miliar berputar di kampung dengan memberdayakan warga. Ibu-ibu yang punya warung dilibatkan. Yang belum punya kegiatan diajak, sehingga ada tambahan pemasukan,” ujarnya.
Manfaat ketiga, kata Muhdlor, menambah keguyuban warga. “Karena semua warga setempat berinteraksi, kerja sama menyiapkan makanannya. Warga guyub, Sidoarjo tenteram dan adem,” katanya.(den)