Jumat, 22 November 2024

Kepada Para Cakada PDIP Non Kader, Megawati Sebutkan 7 Judul Buku Ini Untuk Dibaca

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Megawati memberikan arahan di Sekolah Partai PDIP Tahap III, dilaksanakan secara virtual, Minggu (13/9/2020). Foto: Istimewa

Di hadapan ratusan calon kepala daerah (Cakada) non kader yang diusung partainya, Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) meminta agar mereka membaca sejumlah buku untuk membantu mereka melaksanakan kepemimpinan ideologis saat sudah terpilih di pilkada serentak 2020.

“Nanti ada buku-buku wajib yang coba nanti diarahkan ke buku ini untuk dibaca,” kata Megawati saat memberikan arahan di Sekolah Partai PDIP Tahap III yang dilaksanakan secara virtual, Minggu (13/9/2020).

Buku pertama yang disebut Megawati adalah “Di Bawah Bendera Revolusi’. Menurut Megawati, anak-anak muda sekarang tak mengetahui siapa itu Soekarno, Proklamator RI. Banyak yang memberi pendapat sinis seakan Soekarno hanyalah orang biasa yang kebetulan presiden RI pertama.

“Saya bilang itu namanya bodoh. Kalau kamu mau jadi pintar, baca dulu perjuangan beliau (Soekarno, red) itu apa. Itu fakta sejarah,” kata Megawati menjelaskan soal ‘Di Bawah Bendera Revolusi’.

Buku kedua yang disebut Megawati adalah ‘Sarinah’. Menurut Presiden RI Kelima itu, membaca ‘Sarinah’ semakin kontekstual di tengah kondisi kaum perempuan Indonesia yang masih mengalami berbagai kekerasan. Megawati mengatakan, di tengah pandemi covid, laporan yang masuk menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak justru makin meningkat.

“Kalian para bapak kan punya istri, punya anak perempuan. Tolong dilindungi dengan baik. Jangan mereka dikampleng, dipukul, ditampar. Itu yang harus diperhatikan,” kata Megawati, yang didampingi oleh Eriko Sotarduga Ketua DPP PDIP dan Samuel Wattimena Stafsus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Buku ketiga yang disebut Megawati adalah “Pidato Lahirnya Pancasila” untuk mengetahui mengapa Pancasila lahir.

Selanjutnya adalah buku “Membangun Dunia Kembali – To Build A World A New” yang berisi pidato Bung Karno saat di PBB yang mendapatkan standing ovation dari perwakilan berbagai negara saat itu.

“Bagaimana kalian akan mempunyai inspirasi kalau dalam pikiran itu tidak ada isinya. Saya Sangat sedih kalau melihat ada yang diambil oleh KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa loh, kalau ndak percaya lihat sejarah pembentukan KPK. MK saya buat, KPK saya buat, untuk apa? Untuk mendisiplinkan kita, kalangan pemimpin dan rakyat. Tetapi kan kebanyakan, mana ada rakyat yang bisa korupsi? Yang korupsi pasti kalangan elite,” jelas Megawati.

Buku Kelima yang disebut Megawati adalah “Indonesia Menggugat” yang berisi gugatan Bung Karno terhadap penjajah yang memasukkannya ke dalam penjara.

Yang keenam adalah “Mencapai Indonesia Merdeka’. Dari buku itu, para calon kepala daerah akan memahami mengapa Indonesia merdeka dan mengapa bisa menjadi pemimpin.

“Kalau tidak merdeka, apakah kalian bisa menjadi pemimpin? Tidak bisa, kalian hanya menjadi budak, karena pada waktu itu dijajah 350 tahun. Apakah itu tidak menyedihkan?” ujar Megawati.

Buku terakhir yang disebut Megawati adalah sebuah buku tebal yang berjudul “Mustika Rasa”. Isinya adalah resep makanan Indonesia yang dikumpulkan bertahun-tahun.

“Ini resep-resep dari seluruh daerah di Indonesia. Luar biasa. Setelah buku ini apakah ada buku lainnya? Nggak ada,” kata Megawati.

Megawati meminta agar para calon kepala daerah yang diusung PDIP untuk kreatif dalam melaksanakan tugasnya, namun di saat bersamaan tak boleh sombong serta angkuh.

“Saya minta mereka yang datang dari PDI Perjuangan, harus kreatif, jangan sombong,” kata Megawati.

Di acara itu, Megawati juga didampingi para pengurus teras partainya seperti Hasto Kristiyanto Sekjen, Utut Adianto Wasekjen dan beberapa Ketua DPP seperti Djarot Saiful Hidayat, Komaruddin Watubun, Ribka Tjiptaning, Ahmad Basarah, Hamka Haq, Sri Rahayu, dan Tri Rismaharini.(faz/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs