Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) memiliki momen yang mengharukan dengan Whisnu Sakti Buana Wakil Walikota Surabaya saat pengumuman calon kepala daerah (Cakada) Gelombang V Menuju Pilkada Serentak 2020.
Whisnu adalah satu diantara nama bakal calon walikota Surabaya dan merupakan kader PDIP, dan menjabat sebagai wakil walikota mendampingi Tri Rismaharini selama 10 tahun terakhir. Namun, Megawati memutuskan untuk tidak memilih Whisnu, putra Alm. Soetjipto Soedjono mantan Sekjen PDIP tersebut. Yang terpilih dan direkomendasikan adalah Eri Cahyadi-Armuji.
“Saya sudah bilang sama Pak Sekjen, ada hal-hal yang kita tidak bisa menghindar. Disitu saya lihat Mas Wishnu. Tolong ditunjukkan,” kata Megawati meminta agar Whisnu yang hadir secara virtual bersama jajaran DPD PDIP Jawa Timur diberi spotlight.
Whisnu lalu membuka maskernya untuk bisa bicara dengan Megawati.
“Aku terima kasih banget loh sama Whisnu,” kata Megawati.
Dengan suara menahan haru, Megawati lalu berkata.
“Aku tahu pasti kamu yo kelingan (teringat, red) sama Pak Tjip (ayahanda Whisnu, red). Makanya saya sengaja suruh datangkan yang namanya Bambang Pacul sama Pak Djarot Saiful Hidayat, ada juga Mbak Puti. Jangan ada yang bilang Ibu Mega itu membuang yang namanya Whisnu. Tidak,” kata Megawati.
Whisnu tampak di layar tidak bisa berkata, bibirnya tampak bergetar menahan emosi.
“Nah ini saya berhadapan sama kamu. Tidak akan saya buang. Terima kasih selama ini membantu Mbak Risma,” kata Megawati.
Whisnu lalu tampak mengepalkan tangan ke dada, sepertinya terharu atas pesan Megawati kepadanya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto lalu mengatakan bahwa Whisnu adalah putra mantan Sekjen PDIP Soetjipto. Dan beliau dikenal sebagai sosok pejuang.
“Ibu ketua umum sampai terharu dan mengucapkan terima kasih pada Mas Whisnu, atas kerjanya selama dua periode mendampingi Bu Risma,” kata Hasto.
“Buat Mas Whisnu, terima kasih telah bekerja bersama Bu Risma membangun Surabaya. Pengabdian itu bukan hanya di eksekutif, tapi juga di struktur partai dan legislatif,” pungkas Hasto.(faz/tin/lim)