Usman Koordinator Pelanggaran Bawaslu Kota Surabaya menilai, pemungutan suara Pilwali Kota Surabaya 2020 berlangsung relatif lancar.
Dia mengaku sudah keliling ke sejumlah TPS di Surabaya. Menurutnya, dalam hal kelengkapan logistik dan TPS sudah tidak ada masalah.
“Kalau soal kelengkapan logistik, saya kira tidak ada masalah,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (9/12/2020) siang.
Selain itu, protokol kesehatan yang diterapkan di TPS, menurutnya juga sudah berjalan efektif. Termasuk pembagian waktu kedatangan pemilih.
“Kalau dikomunikasikan dengan baik seharusnya efektif. Tapi memang ada sedikit TPS yang mungkin kurang sosialisasi,” ujarnya.
Di TPS yang dia maksud, ada pemilih yang datang di luar waktu yang dijadwalkan. Sementara petugas KPPS menolaknya.
Usman pun meminta Panitia Pemungutan Suara (PPS) setempat untuk memberikan arahan dan pengertian kepada Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS itu.
“Untungnya pemilih itu belum pulang. Jadi tidak sampai kehilangan hak pilih. Jadi tadi sampai ada permintaan maaf dan sebagainya,” ujarnya.
Dalam pantauannya ke sejumlah TPS, Usman bilang, dia mendapati tingkat kehadiran pemilih masih belum sampai 100 persen.
‘”Dari sejumlah TPS yang saya datangi, ya, variatif. Ada yang baru 50 persen, ada yang lebih dari 50 persen,” katanya.
Sekadar informasi, kemarin malam sampai dini hari tadi Bawaslu Surabaya melakukan operasi pengawasan jelang pencoblosan.
Bawaslu dan Gakkumdu menemukan adanya satu dugaan pelanggaran pidana pemilihan umum berupa politik uang.
Selain itu, ada sejumlah masyarakat juga mengadukan ke Bawaslu dugaan pelanggaran pidana politik uang.(den/iss/ipg)