Sabtu, 23 November 2024

Baguna PDIP Perkuat Program Konkrit Penangulangan Bencana di Tengah Covid-19

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Rapat koordinasi (rakor) di kantor pusat di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2020). Foto: Istimewa

Agar bisa tetap hadir di tengah rakyat dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19, DPP PDI Perjuangan (PDIP) memanggil perwakilan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) dari 34 provinsi dalam rapat koordinasi (rakor) di kantor pusat di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2020).

Rakorbid itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Para peserta terlebih dahulu dipastikan non-reaktif dengan rapid test, diperlengkapi masker serta hand sanitizer, dan berjarak. Bahkan minum jamu sebelum mengikuti acara. Sesi rapat diatur sedemikian rupa sehingga rapat bisa berlangsung singkat, padat, dan jelas.

Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP membuka acara itu ditemani Sadarestuwati Wasekjen Bidang Kerakyatan, Ribka Tjiptaning Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana, dan Wiryanti Sukamdani Ketua DPP PDIP bidang Pariwisata.

Hadir juga sebagai narasumber ialah Abdul Haris Achadi Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Basarnas.

Hasto Kristiyanto menyampaikan pesan Megawati Soekarnoputri Ketua Umum bahwa situasi saat ini mengharuskan seluruh warga dunia, tak terkecuali Indonesia, siap dengan new normal. Yakni semacam budaya dan protokol baru dalam kehidupan yang harus diikuti. Namun kondisi pandemi terus mendorong seluruh jajaran Partai untuk menyalakan api ideologi Pancasila yang memiliki semangat perikemanusiaan dan kerakyatan agar tidak pernah padam, dan semakin kuat hadir daam gerak gotong royong untuk rakyat.

PDIP selama ini tak diragukan menjadi yang terdepan dalam membumikan perikemanusiaan dan kerakyatan. PDIP menyadari sepenuhnya, sesuai yang diajarkan seluruh agama, bahwa sebagai ciptaan Tuhan harus saling membantu dan menolong.

“Kita harap kader Baguna selalu siap bergerak di tengah rakyat, membantu dan berpihak kepada rakyat tanpa membedakan pilihan politiknya. Meskipun di sosmed kita sering dikepung, percayalah seperti disampaikan Bung Karno, senjata yang paling kuat adalah persatuan dengan rakyat itu sendiri,” ujar Hasto.

Hasto juga menyampaikan bahwa pandemi covid adalah momentum untuk bangsa Indonesia mengembangkan kemampuan berdikari. Sebab Indonesia penuh dengan sumber obat-obatan yang genuine, herbal, dan ramah tubuh. Dikatakannya, pandemi covid-19 semakin menyadarkan perlunya mengembangkan semangat berdikari, ketika di awal pandemi terjadi kelangkaan masker dan alat pelindung diri. Sehingga kantor partai pun harus diubah menjadi sentra produksinya.

“Dibalik covid-19, ini membuka jalan bagi kita agar berdikari bisa kita lakukan, karena kita punya semua sumber dayanya. Yang harus dilakukan adalah mengutamakan rasionalitas publik serta mendorong riset dan pengembangan,” ulas Hasto.

Kembali ke Baguna, rapat koordinasi yang dilakukan ini adalah demi mendorong terbangunnya optimisme demi menebar kebaikan. Karena sejatinya Baguna memang selalu menebarkan semangat kerakyatan. Ditegaskannya, PDIP tetap setia pada jalan kerakyatan dan percaya Baguna bisa melaksanakannya.

“Justru ketika digembleng dengan serangan serta fitnah partai bisa selalu solid, dalam satu kesatuan rampak barisan, bahwa mereka yang selalu menyerang dan fitnah kita, justru kita tunjukkan rakyat selalu memberikan kepercayaan makin besar kepada PDI Perjuangan,” pungkas Hasto.

Sementara Ribka Tjiptaning menjelaskan tema rakor tersebut adalah ‘Semua Buat Semua, Satu Buat Semua, Semua Buat Satu’.

Keprihatinan yang muncul saat ini adalah aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih terjadi, yang berdampak juga ke Jawa Tengah, Jakarta, dan daerah lain. Lalu berbagai bencana alam di Banten maupun Jaawa Barat. Di Riau, Sulawesi Selatan, terjadi banjir bandang.

“Makanya kita harus cepat berkoordinasi agar bisa membantu rakyat,” kata Ribka.

Masalahnya, semua kejadian itu terjadi di tengah pandemi covid-19 yang mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan yang salah satunya adalah menjaga jarak. Maka itulah Badan SAR Nasional (Basarnas) diajak memberikan materi karena berpengalaman dalam hal teknis kebencanaan.

“Ini berkaitan dengan teknis. Kalau jeder, misalnya terjadi bencana, gimana caranya kalau di tengah pandemi covid, kita tetap harus menyelamatkan. Jadi bagaimana kita misalnya harus menjaga jarak, namun di saat sama harus juga mengungsikan,” kata Ribka.(faz/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs