Adi Sutarwijono Ketua DPRD Surabaya menemui perwakilan elemen-elemen ormas di Kota Pahlawan, yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Akbar Arek-Arek Suroboyo.
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu sepakat dan mendukung kampanye “Jogo Suroboyo”, yang punya misi menjaga Kota Surabaya aman, damai, dan saling hidup berdampingan.
“Terlebih tahun 2020, Kota Surabaya menghadapi Pilkada langsung. Kita jaga kota ini agar proses demokrasi dapat berjalan lancar, aman dan meriah. Kelak bakal terpilih Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya yang terbaik pilihan rakyat,” kata Adi Sutarwijono, Selasa (28/1/2020).
Elemen-elemen ormas itu kemarin diterima di ruang kerja Ketua DPRD Kota Surabaya. Yang hadir utusan Pemuda PUSURA, BMC PUSURA (Bikkers Motor Community), BALGO Suporter PUSURA, Laskar Merah Putih, juga Perhimpunan Hidroponik Surabaya (PHS).
Selain itu hadir perwakilan KPPM (Komite Perekat Persaudaraan Maluku), IKBPS (Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya), ABS (Anak Bangsa Sejati), FLOBAMORA (Flores, Sabu, Alor, Rote, Timor Raya) BERSATU, M1R (Maluku Satu Rasa), SENKOM Mitra POLRI (Sentra Komunikasi), PAB (Perjuangan Anak Bangsa) dan Karang Taruna Kota Surabaya
“Kami, bersama pemerintah kota dan aparatur keamanan, berada di garis terdepan dan aktif untuk menjaga Kota Surabaya agar tetap aman dan damai,” ujar Hoslih Abdullah, Ketua Umum Pemuda Pusura, salah satu ormas.
Pilkada Kota Surabaya akan digelar 23 September 2020. Pesta demokrasi ini akan mengundang sekitar 2,1 juta warga Surabaya yang punya hak pilih. Masyarakat Surabaya akan memilih pemimpin baru. Menggantikan Walikota Risma dan Wakil Walikota Whisnu Sakti Buana, yang habis jabatannya Februari 2021.
Adalah sudah menjadi “suratan hidup” Kota Surabaya dimana tumbuh sebagai kota urban. Segala macam orang dari berbagai lapisan dan golongan masyarakat, datang dan tinggal di Kota Surabaya. Mereka berasal dari berbagai suku dan daerah di Indonesia.
“Di Kota Surabaya ini pula, berbagai macam masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai, bergotong-royong dan memecahkan masalah dengan musyawarah, jalan yang diajarkan Demokrasi Pancasila. Saya ibaratkan, Surabaya menjadi ‘rumah bersama’ bagi semua,” ujar Adi Sutarwijono.
Ia menegaskan, DPRD Kota Surabaya sebagai rumah rakyat, terbuka bagi siapapun. Setiap pengaduan akan diterima, setiap suara akan didengarkan, dan ditindaklanjuti oleh para anggota Dewan.
“Jadi kalau kawan-kawan anggota Dewan lantang berteriak, itu wajar. Misal, membela PKL yang tergusur. Karena kami harus berbicara dalam ranah kepentingan rakyat,” kata Adi Sutarwijono.
Meski ada perbedaan tupoksi, tapi Adi memastikan DPRD akan berjalan sinergis dengan Pemerintah Kota Surabaya.
“Perbedaan tugas pokok dan fungsi antara Pemkot dan DPRD itu justru saling melengkapi. Prinsipnya, untuk Surabaya yang lebih baik, yang lebih maju, pro-rakyat dan lebih berkeadilan,” kata Adi.(bid/iss/rst)