Sabtu, 23 November 2024

Siti Zuhro: Partai Harus Kolektif Stop Vote Buying Untuk Selamatkan Demokrasi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Siti Zuhro Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Profesor Siti Zuhro Peneliti Politik Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan kalau partai politik lah yang bisa menyelamatkan demokrasi Indonesia. Karena peran terbanyak demokrasi lahir melalui partai politik.

Menurut Siti, setiap partai politik harus introspeksi dengan melihat partai mana yang dielu-elukan masyarakat, dan partai mana yang tidak.

“Jadi analoginya harus kesana, mengapa partai ini dielu-elukan disana tidak, itu harus introspeksi cepat partai, pasti ada something wrong (sesuatu yang salah). Kalau tidak, ada something wrong menganggap masyarakat gampang, bayar saja 100, 200 ribu beres. Tidak juga, mereka cerdas juga, nggak bakal dipilih,” ujar Siti di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Tahun 2024, kata dia, banyak swing voters (pemilih mengambang) yang akan menetapkan pilihannya kepada parpol-parpol yang berkontestasi.

“Di 2024 yang akan memperebutkan adalah swing voters, termasuk orang-orang muda yang sudah memilih sekali bahkan mungkin dua kali mulai mikir lagi, perlu nggak PDI Perjuangan dipilih lagi, karena dalam sejarah sudah dua kali menang. Apakah 2024 akan menang atau tidak, jangan-jangan diambil oleh PKS,” kata Siti.

Menurut Siti, yang terpenting saat ini adalah bagaimana parpol bisa mereformasi di internalnya sehingga bisa menyaingi parpol lain yang lebih maju.

“Kompetisi kontestasi di internal partai itu adalah bagaimana membuat, membangun, mereformasi di internalnya itu sedemikian rupa sehingga paling kurang bisa menyaingi teman-teman yang sudah melaju. Itu bagus dan menguntungkan masyarakat daripada berlomba-lomba adalah politik transaksional dan vote buying,” tegasnya.

Selain itu, kata dia, parpol juga harus bersama-sama atau berkolektif menghentikan pembelian suara (vote buying) demi membangun martabat bangsa.

“Kita harus sepakat berkolektif menghentikan vote buying itu karena merupakan penghinaan, itu sama saja kita tidak membangun dignity (martabat) bangsa,” tegasnya.

“Jadi ada partai melakukan itu, atau bahkan serentak melakukan itu, berarti mereka bersepakat untuk menghentikan pembangunan dignity bangsa,” pungkas Siti.(faz/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs