Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya berpendapat mungkin pemungutan suara Pemilu dibuat dengan sistem elektronik atau E-voting. Sebab, Pemilu serentak secara manual saat ini terlihat sangat memberatkan petugas KPPS.
“Mungkin harus ada perbaikan. Bagus lagi pakai elektronik mungkin tidak seberat ini. Karena akan dihitung dengan mesin IT,” ujar Risma usai mengunjungi keluarga petugas KPPS Kedung Baruk yang meninggal, Jumat (26/4/2019).
Risma berpendapat, penghitungan sistem elektronik bisa jadi lebih meringankan petugas di lapangan.
“Mungkin akan meringankan petugas. Ini mungkin ya, karena saya tidak ada kewenangan untuk itu,” katanya.
Menanggapi persiapan pencoblosan ulang di 2 TPS Surabaya, Risma telah merintahkan Camat dan Lurah untuk melakukan pendampingan petugas TPS. Petugas media Puskesmas juga diperintahkan siaga melakukan pendampingan sewaktu-waktu ada petugas yang kelelahan.
“Kami akan dampingi terus. Saya perintahkan Camat dan Lurah terus membantu petugas. Kalau memang petugas keberatan, di hal-hal teknis Linmas bisa membantu kalau KPU mengijinkan,” katanya.
Sekadar diketahui, sebanyak tiga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) telah meninggal dunia karena kelelahan setelah bertugas. Selain itu, juga ada seorang anggota Linmas gugur usai bertugas. (bid/tin/ipg)