KH Zahrul Azhar Asad Sekretaris Jenderal Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) mengingatkan masyarakat agar tidak cepat terpengaruh kabar atau informasi yang bertujuan mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga resmi penyelenggara Pemilu 2019.
“Kami tidak ingin, ada overacting, kemudian dengan melebihi kapasitasnya merespons hasil pemilu ini sehingga akan mendelegitimasi hasil keputusan KPU,” kata pria yang biasa disapa Gus Hans ini ketika menyampaikan keterangan pers di Posko JKSN Surabaya, Sabtu (20/4/2019).
Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang itu mengatakan, dia khawatir orang-orang yang berupaya mendelegitimasi KPU ini justru bukan berasal dari pasangan calon presiden dan wakil presiden atau tim suksesnya.
“Bisa jadi bukan oleh orangnya nomor satu (pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin) dan nomor dua (Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno), tapi dari orang-orang yang tidak menghendaki sistem demokrasi di Indonesia,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, M. Roziqi Ketua Umum JKSN mengimbau masyarakat, Kiai, santri, dan Bu Nyai di Jawa TImur tidak terbawa opini menyesatkan yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin kalah di Jawa Timur.
Pihaknya mengajak masyarakat tidak tergesa-gesa percaya pada informasi dan kabar demikian. Menurutnya, masyarakat Jawa Timur harus bersabar menunggu hasil keputusan KPU Ri yang akan diputuskan pada akhir Mei mendatang.
“Ada yang menyatakan, di Jatim paslon 01 kalah, perolehannya tidak sesuai quick count. Kami imbau masyarakat jatim tidak cepat percaya. Mari kita tabayun, sabar, menunggu hasil KPU pada 22 Mei,” katanya.
Mantan ketua tim sukses Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak pada Pilgub 2018 itu juga mengajak semua pihak pendukung pasangan calon agar kembali bersatu kembali.
“Perbedaan pilihan di Pilres jangan sampai merusak hubungan antaranak bangsa. Konstelasi politik sudah selesai, saatnya kembali bersatu. Mari kita tinggalkan dan lupakan Pilpres, sudah saatnya membangun kembali bangsa ini,” tuturnya.(den/iss)