Suko Widodo Pakar Komunikasi Politik FISIP Universitas Airlangga menilai, suara komunitas memiliki andil besar dalam sukses tidaknya calon legislatif (caleg) di Pemilihan Umum saat ini.
“Ada paradigma baru, yaitu the power of value community, jadi kekuatan milik komunitas. Jadi kalau caleg bisa masuk dalam (komunitas, red) itu maka dia bisa memenangkan (pemiliham, red)” kata Suko Widodo kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (19/2/2019).
Menurutnya, saat ini suara komunitas sangat penting untuk mengambil perhatian lebih banyak orang karena komunitas lebih menguasai moda sosial.
Namun, lanjutnya, yang terjadi malah sebaliknya. Masih banyak caleg yang belum melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan benar.
“Misal ada yang mengaku milenial, dipikir kalau sudah mencukur rambut, kumis baru dan celana jeans sudah dianggap milenial, bukan, tapi lebih dari itu,” tegasnya.
Menurut Suko, calon pemimpin harus bisa meraih suara komunitas dengan menggunakan model two step flow, sehingga mereka tidak harus menghadirkan diri mereka secara fisik. Namun mereka bisa menghadirkan visi misi beserta apa yang mereka lakukan kedepannya melalui agen maupun leader dalam komunitas tersebut.
“Namun jangan masuk sesaat lalu selesai, anak muda tidak seperti itu. Sifat komunitas juga bisa berubah jika digerakkan dengan kekuatan lain. Milenial itu hampir 40 persen modelnya susah dikendalikan,” paparnya.
Untuk itu, ia mengimbau agar caleg bisa lebih turun ke masyarakat untuk mengamati apa yang mereka inginkan. Ini mengingat masih banyaknya masyarakat yang masih kebingungan untuk memilih caleg pilihannya karena caleg tidak melakukan pendekatan secara intens dengan masyarakat.(tin/rst)