Dalam pesta demokrasi Pemilihan Umum, nama Sunaryo (58) hampir selalu tercatat sebagai petugas Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Kapas Madya Baru, Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Hanya di Pemilu 2019 ini, sebenarnya Sunaryo absen, tapi karena jumlah TPS di Pemilu kali ini berlipat, maka Sunaryo kembali mengambil peran.
Siswono Lurah Kapas Madya Baru mengatakan, sebenarnya petugas KPPS untuk Pemilu tahun ini diprioritaskan untuk orang-orang baru yang lebih muda. Namun, karena jumlah TPS membengkak yang pada Pilgub kemarin hanya 58 TPS, sekarang menjadi 102, maka dibutuhkan banyak SDM untuk melengkapi petugas TPS.
Nah, di sinilah orang-orang lama akhirnya kembali turun gunung karena merasa ada panggilan tugas.
“Salah satunya pak Sunaryo yang merasa terpanggil kembali. Beliau adalah Bapaknya KPPS, sejak Pemilu pascareformasi beliau sudah menjadi KPPS,” kata Siswono di rumah duka.
Di mata warga, Sunaryo adalah sosok disiplin. Memiliki latar belakang guru, Sunaryo juga dikenal jujur dan disegani warga. Maka dari itu, kalau sudah mengemban tugas, Sunaryo selalu mengedepankan tanggung jawab.
“Menurut teman-temannya, beliau pagi sekali sudah ke TPS. Beliau sangat disiplin dalam tugas,” kata Siswono yang mendengar banyak dari warga tentang Sunaryo.
Kini, Sunaryo (58) warga RT 14 RW 1 Kapas Madya Baru telah berpulang. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji setelah beberapa hari diopname. Dugaan awal, penyebabnya karena kelelahan karena setelah menjalankan tugas 27 jam di TPS sampai mengantar kotak suara ke kelurahan.
Hanif Arifinanda putra tunggal almarhum Sunaryo mengatakan, bapaknya mengawal pemungutan suara dan penghitungan Rabu 17 April mulai pukul 07.00 WIB sampai hari Kamis 18 April sekitar pukul 10.00 WIB.
Setelah mengawal proses pemilu 27 jam itu, Sunaryo hanya istirahat 1 jam di rumah lantas melanjutkan dinas mengajar di SDN Ploso 5 Surabaya sampai pukul 17.00 WIB.
Kondisi fisik Sunaryo lalu drop, dia muntah-muntah dan pada Jumat 19 April diantar ke RS dr Soewandi tapi diperbolehkan pulang untuk obat jalan. Lalu, setelah tidak ada perkembangan keluarga kemudian membawa Sunaryo ke RSU Haji Sukolilo. Kondisi Sunaryo memburuk hingga kemudian Senin (21/4/2019) masuk ICU dan Rabu 24 April pukul 15.03 WIB Sunaryo menghembuskan napas terakhirnya. (bid/ipg)