Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI merotasi sejumlah personelnya di Komisi XI DPR jelang pemilihan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal itu terungkap dalam surat dari Adies Kadir Sekretaris FPG DPR kepada pimpinan parlemen.
Dalam surat bernomor SJ.00.2641/FPG/DPRRI/IX/2009 tanggal 19 September 2019 itu ada tujuh anggota FPG di Komisi XI DPR yang digeser ke komisi lain. Surat berperihal “Pergantian Sementara Keanggotaan Komisi dari FPG DPR RI” itu ditembuskan kepada nama-nama yang dirotasi.
Nama-nama anggota FPG yang digeser dari Komisi XI adalah Melchias Markus Mekeng (ke Komisi V), M Nur Purnamasidi (ke Komisi VII), M Sarmuji (ke Komisi I), Ahmadi Noor Supit (ke Komisi III), Andi Achmad Dara (ke Komisi V), Mukhamad Misbakhun (ke Komisi III), serta Agun Gunandjar Sudarsa (ke Komisi IX).
Selanjutnya FPG menggeser anggotanya yang lain ke Komisi XI. Mereka masing-masing Muhidin M Said (dari Komisi V), Maman Abdurrahman (dari Komisi VII), Bobby Adhtiyo Rizaldi (dari Komisi I), Saiful Bahri Ruray (dari Komisi III), Saniatul Lativa (dari Komisi V), John Kennedy Azis (dari Komisi III), serta Andi Fauziah Pujieatiw Hatta (dari Komisi IX).
Misbakhun yang dihubungi soal rotasi itu mengaku sudah menerima surat pemberitahuan dari FPG. Misbakhun mempunyai analisis soal rotasi tersebut.
“Mendadak ada perubahan komposisi anggota Komisi XI dari Golkar pada akhir periode DPR RI 2014-2019 yang pergantiannya bersifat sementara. Momentumnya menjelang pemilihan lima anggota BPK RI yang habis masa jabatan dan pemilihannya ada di Komisi XI,” ujar Misbakhun, Jumat pagi (20/9/2019).
Misbakhun menyebut rotasi itu sarat dengan kepentingan politik Airlangga Hartarto Ketua Umum Golkar. Mantan amtenar di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu menduga rotasi sementara tersebut sebagai upaya Airlangga untuk mengganjal Achmadi Noor Supit di bursa calon anggota BPK.
“Sepertinya ada ketakutan dari pihak Airlangga jika nanti Achmadi Noor Supit yang akan terpilih sebagai anggota BPK RI. Achmadi Noor Supit dikenal sebagai pendukung Bambang Soesatyo (di bursa calon ketua umum Golkar, red),” kata Misbakhun.
Jika rotasi itu untuk mengganjal Supit, mengapa Melchias Markus Mekeng Ketua FPG DPR yang dikenal sebagai pendukung Airlangga juga digeser ke komisi lain? Misbakhun menduga hal itu disebabkan Mekeng sedang tidak ada di Indonesia.
“Pak Mekeng sepengetahuan saya sudah kena cekal KPK, tetapi belum kembali dari perjalanan dinas luar negeri, jadi untuk sementara juga diganti,” kata Misbakhun.(faz)