Minggu, 24 November 2024

Pengamat: Kampanye Pilpres Terlalu Mengumbar Kata-kata yang Tidak Perlu

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat pengundian nomor urut di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU RI), Jumat (21/9/2018). Foto: Istimewa

Yandi Hermawandi pengamat politik dari Universitas Paramadina mengatakan kampanye pemilihan presiden terlalu banyak mengumbar kata-kata yang tidak perlu.

Hal itu justru menjauhkan dari esensi demokrasi serta tidak produktif bagi pemilih.

Menurut Yandi di Jakarta, Selasa (13/11/2018), pernyataan seperti politikus sontoloyo, politik genderuwo atau tampang Boyolali menjadi permainan yang terus direproduksi. Sementara didalamnya tidak ada informasi yang dibutuhkan masyarakat dalam menentukan pilihan.

“Politik sontoloyo dan genderuwo versus muka Boyolali tidak akan berefek pada target elektabilitas. Kampanye politik dengan instrumen semantik (word war/debat diksi) seperti ini hanya berefek pada perhatian pemilih (atensi) tapi tidak berefek pada pilihan (preferensi),” katanya dilansir Antara.

Ia mengatakan, pemilih rasional, terutama dari kalangan milenial, masih menunggu perbedaan dari program-program unggulan pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo Sandi.

“Kampanye politik seharusnya menjadi momentum untuk semakin mempertajam tawaran diferensiasi dari program-program unggulan para kandidat ke pada masyarakat,” katanya.

Selain itu, menurut Yandi, pernyataan para capres dan cawapres tersebut berpotensi menjadi Hoax karena ada kesalahan berpikir. Padahal publik saat ini sedang giat menghindari berita bohong atau hoaks.

Menurut dia, pernyataan politikus sontoloyo, politik genderuwo, tampang boyolali, masuk dalam kategori kesalahan berpikir (intelektual cul-de-sac) karena tidak ditopang oleh argumentasi yang kuat.

“Dalam logika komunikasi politik ini biasa disebut fallacy of hasty generalization, kekeliruan berpikir karena membuat suatu generalisasi yang terbaru-buru,” katanya.(ant/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
28o
Kurs