Dradjad Hari Wibowo anggota dewan kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) menyebut Luhut Binsar Panjaitan Menko Kemaritiman jadi iklan yang buruk bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dradjad menilai, sikap LBP menunjukkan kalau pemerintahan Jokowi anti kritik.
Situasi saling balas antara PAN dan LBP bermula dari penyataan Amien Rais Ketua Majelis Kehormatan PAN yang kembali mengkritik Jokowi Presiden RI. Amien menyebut, program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan Jokowi merupakan suatu pembohongan.
“Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?” kata Amien saat menjadi pembicara dalam diskusi ‘Bandung Informal Meeting’ yang digelar di Hotel Savoy Homman, Jalan Asia Afrika, Bandung, Minggu (18/3/2018).
Hari berikutnya, meskipun secara tidak langsung menyebut nama Amien Rais, dan hanya memakai kata ‘Senior’, LBP membalas pernyataan Amien tersebut.
“Misalnya ada senior bilang bahwa ngasih sertifikat itu ngibulin gitu apanya yang dikibulin? Sertifikat itu dulu prosesnya lama, panjang dan sedikit. Sekarang proses cepat dan banyak. Salahnya di mana? Jadi asbun aja. Jadi nggak boleh kita asal ngomong apalagi senior-senior. Dia kan 70 berapa tahun, saya kan 71 tahun juga,” ujar Luhut saat memberikan pidato di Gedung BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Luhut mengatakan, pemerintah tidak anti kritik. Namun, kritik yang dilontarkan ke pemerintah sebaiknya adalah kritik yang membangun. Bukan kritik asal bunyi.
Bahkan Luhut mengatakan, dia mengetahui rekam jejak sosok senior yang merujuk pada Amien Rais tersebut.
“Jangan asal kritik saja. Saya tahu track recordmu kok. Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam saja lah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?” tegasnya.
Dradjad menilai, reaksi LBP terhadap kritik Amien Rais menunjukkan bahwa ada personel-kunci dalam pemerintahan Presiden Jokowi yang anti-kritik.
“Reaksi LBP itu menjadi iklan yang buruk bagi pemerintahan Jokowi. Mengapa? Karena bisa dipakai sebagai pembenaran, bahwa pemerintahan Jokowi terkesan senang mencari kesalahan dari pihak yang berbeda pandangan dan atau berseberangan. Selain itu, menimbulkan kesan bahwa pemerintah juga suka main ancam dan tidak ragu memakai segala cara untuk membalas dendam,” ujar Dradjad dalam pesan singkatnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (20/3/2018).
Dradjad menjadi bertanya-tanya soal perpecahan di Golkar dan PPP, dan kasus-kasus yang menimpa ulama juga akibat cari-cari kesalahan dan balas dendam.
“Jangan-jangan perpecahan di Golkar dan PPP dulu juga karena pendekatan “cari-cari kesalahan dan balas dendam”? Jangan-jangan kasus yang menimpa sebagian ulama, bahkan hingga ada yang wafat, juga karena hal yang sama? Masih banyak jangan-jangan yang lainnya,” tegas Dradjad.
Dia menegaskan, kalau nanti sampai terjadi apa-apa dengan Amien Rais, maka PAN akan menuding siapa aktor intelektualnya karena ada bukti-bukti yang kuat.
“Yang jelas, kalau sampai nanti terjadi apa-apa terhadap pak Amien, PAN punya bukti kuat untuk menuding siapa aktor intelektualnya,” pungkas Dradjad. (faz/tna/rst)