Imam Suroso anggota Komisi IX DPR RI melihat, suasana menjadi ramai akibat munculnya kasus Dokter Terawan.
“Memang suasana ini ramai sekali soal Dokter Terawan. Kami akan mengundang Ikatan Dokter Indonesia (IDI),” katanya di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Kata Imam, Komisi IX menghormati langkah-langkah yang dilakukan IDI maupun dokter Terawan.
“Komisi IX menghormati keputusan organisasi ini (IDI). Kami juga menghormati dokter Terawan atas terobosan temuannya yang terbukti bagus untuk penyembuhan dengan cara DSA atau cuci otak,” jelas Imam.
Sekadar diketahui, dokter Terawan dipecat karena melakukan sejumlah pelanggaran etik yakni mengiklan, memuji diri, serta menjanjikan kesembuhan kepada pasien.
Metode penyembuhan dokter Terawan, Digital Subtraction Angiography (DSA) atau cuci otak, juga menjadi persoalan karena berbeda dengan dokter-dokter yang lain. Tetapi, sejauh ini surat pemecatan belum diterima oleh Terawan.
Mayjen Terawan Agus Putranto yang juga Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini merasa bingung dengan pemecatan dirinya oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Imam menjelaskan, banyak pasien terselamatkan dari penyakit stroke karena ditangani oleh Dokter Terawan dengan metode pengobatan DSA atau cuci otak ini.
“Alhamdulillah banyak, ratusan bahkan ribuan pejabat maupun masyarakat yang tersembuhkan dari hasil terobosan dokter Terawan ini, yakni agar tidak stroke, biar lancar peredaran darah dan lainnya,” tegas dia.
Harusnya, kata imam, terobosan dengan metode DSA ini dihormati dan dikembangkan.
“Solusinya, IDI dengan dokter Terawan komunikasi. Makanya nanti Insya Allah akan kami jadwalkan Komisi IX dengan IDI, kita cari solusi yang terbaik,” jelasnya.
Imam mewanti-wanti, jangan sampai masalah IDI dengan dokter Terawan ini menjadi konsumsi politik atau dipolitisasi.
“Makanya Komisi berkomitmen akan panggil semua. Kalau perlu dokter Terawan juga. Menkes juga sekalian. Kalau anak bangsa temuannya luar biasa, apa salahnya kalau kita pertajam. Bahkan kalau perlu kita internasionalkan. Ini temuan anak Indonesia,” kata dia.
Dia juga menagtakan, kalau perlu, pemerintah bisa menganggarkan hasil temuan di bidang kesehatan ini.(faz/den)