Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara mendarat di Singapura pada Minggu (10/6/2018), menjelang pertemuan bersejarah dengan Donald Trump Presiden Amerika Serikat.
Dalam agenda pertemuan itu, pemimpin kedua negara ini akan melakukan perundingan untuk menghentikan program nuklir Pyongyang dan mentransformasi negara miskin di Asia.
Dilansir dari Antara, Kim dan Trump akan bertemu di pulau wisata Sentosa pada Selasa (12/6/2018) pekan ini.
Sejak bermusuhan pada Perang Korea 1950-1953, pemimpin kedua negara ini tidak pernah bertemu bahkan setidaknya berbincang melalui telepon.
Kim tiba di bandar udara Changi, Singapura, setelah melakukan perjalanan terjauh sebagai kepala negara. Dia mengenakan baju hitam gaya Mao dengan potongan rambut yang khas.
Dia disambut oleh Vivian Balakrishnan Menteri Luar Negeri Singapura, yang kemudian mengunggah fotonya saat menjabat tangan Kim di Twitter.
“Selamat datang Ketua Kim Jong Un, yang baru saja tiba di Singapura,” tulisnya di akun twitter.
Sebuah konvoi kendaraan, termasuk limosin Mercedez-Benz yang mirip dengan mobil yang biasa digunakan Kim melewati kawasan pusat Singapura dengan keamanan ketat.
Sementara itu, delegasi dari Amerika Serikat, yang masih dalam perjalanan setelah menghadiri pertemuan G7 di Kanada, akan tiba pada Minggu malam.
Trump juga akan bertemu dengan Lee Hsien Loong Perdana Menteri Singapura pada Senin (11/6/2018) waktu setempat.
Trump dijadwalkan tiba di pangkalan udara Paya Lebar Singapura pada pukul 8.35 waktu setempat dan langsung menuju ke hotel Shangri-La.
Sejumlah pejabat yang turut dalam rombongan Trump di antaranya Mike Pompeo Menteri Luar Negeri AS, John Bolton Penasihat Keamanan Nasional AS, dan John Kelly Kepala Staf Gedung Putih, serta Sarah Sanders juru bicara presiden.
Fokus bahasan pada pertemuan kali ini adalah program senjata nuklir Korea Utara dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Korea Utara telah menghabiskan puluhan tahun untuk mengembangkan senjata nuklir, yang kemudian berpuncak pada uji coba peralatan termonuklir pada tahun lalu.
Mereka juga berhasil mencoba rudal yang mampu terbang menyasar daratan Amerika Serikat.
Rangkaian uji coba tersebut terjadi saat Amerika Serikat menggelar kampanye ‘tekanan maksimal’ dengan memperbanyak sanksi ekonomi terhadap Korea Utara, dan bahkan mengancam aksi militer.
Dalam pidato tahun baru, Kim menyatakan,negaranya telah menyelesaikan program pengembangan nuklir dan akan fokus pada pembangunan ekonomi.
Dari ucapannya, Kim Jong Un mengindikasikan bahwa dia ingin bertemu dengan Korea Selatan.
Setelah beberapa kali kontak antara dua Korea, pejabat di Seoul menginformasikan kepada Trump, pada Maret, bahwa Kim bersedia untuk bertemu muka dengannya.
Setelah diskusi panjang, kedua pihak akhirnya bersepakat untuk menggelar pertemuan. Namun rencana tersebut sempat dibatalkan karena Korea Utara tidak terima terhadap pernyataan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat yang mengindikasikan bahwa nasib rezim Pyongyang bisa berakhir sama dengan Muammar Gaddafi di Libya.
Kim, yang dipercaya baru berumur 34, adalah pemimpin negara termuda di dunia yang secara mengejutkan mampu membuat sejarah melampaui prestasi ayah dan kakeknya.(ant/tna)