Dyva Clareeta dosen Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim yang sempat diduga melakukan kampanye politik praktis di ruang kelas, memberikan klarifikasinya terkait kabar miring yang berujung aksi mahasiswa pada Selasa (18/9/2018) di kampus tersebut.
Ia mengatakan, ketika sedang mengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi di depan mahasiswa baru angkatan 2018, ia waktu itu tidak sengaja memasang gambar salah satu Caleg DPRD Provinsi Jatim dari Dapil Sidoarjo di desktop laptopnya. Menurut pengakuannya, waktu itu ia tidak melakukan kampanye sama sekali di ruangan kelas.
“Saya tidak ada unsur berkampanye, hanya sekadar tampilan desktop. Saya setelah itu langsung memberikan materi dari PPT mata kuliah saya,” katanya kepada suarasurabaya.net, Rabu (19/9/2018).
Terkait kejadian desktop bergambar salah satu Caleg DPRD Provinsi Jatim yang terjadi lebih dari sekali, ia mengaku, ia disibukkan dengan banyak hal sehingga tidak sempat mengganti.
Dyva menyebut, dia tidak berpikir bahwa kejadian ini akan menjadi panjang. Ia juga meminta maaf atas kekhilafan dan kelalaiannya dengan memasang gambar Caleg di desktopnya.
Terkait hubungannya dengan Caleg DPRD Jatim Dapil Sidoarjo tersebut, ia menyebut hubungannya hanya sebatas teman.
“Saya belum pernah ketemu dengan beliau. Saya hanya bangga. Wallahi, saya berani bersumpah,” katanya.
Ditanya terkait poin-poin tuntutan yang pada Selasa (18/9/2018) telah ditandatangani oleh Prof. Akhmad Fauzi Wakil Rektor II dan M. Fahrul Faris Koordinator Aksi, ia menyebut sebelumnya ia sudah melakukan permohonan maaf di depan kelas Ilmu Komunikasi di hari yang sama.
“Saya mohon maaf dan sudah saya sampaikan jam 12.10 WIB (18/9/2018), saya masuk di kelas mata kuliah PIK. saya masuk di sana dengan dihadiri oleh Dekan Fisip, Kaprodi Ilmu Komunikasi, Ketua BEM Fisip dan Ketua Hima Komunikasi,” katanya menjelaskan.
Ditanya apakah akan memenuhi tuntutan massa aksi yang menuntut dirinya untuk meminta maaf di depan khalayak umum, ia menyebut telah menyerahkan sepenuhya ke pimpinan.
Ia juga mengatakan, bahwa ia tidak melakukan apapun yang mencederai seluruh civitas akademia UPN. Sehingga menurutnya tidak perlu meminta maaf ke semuanya.
“Saya ini kan ada di lembaga UPN. Saya berbicara di depan kelas Ilmu Komunikasi. Saya sudah melakukan klarifikasi, dan meminta maaf di ruang kelas tersebut,” katanya. (bas/iss/ipg)