Berebut jabatan bakal calon Wakil Presiden, antar elit partai politik dinilai publik semakin seru. Beberapa partai politik menyatakan telah menyiapkan kader terbaiknya untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019.
Agung Laksono Ketua Dewan Pakar Partai Golkar mengatakan, jabatan Wapres tidak boleh lepas dari tangan Golkar.
Pertimbangan Agung Laksono, Golkar pemenang Pemilu kedua setelah PDI Perjuangan. Sehingga memiliki energi cukup besar untuk membantu Jokowi memenangkan Pilpres 2019.
Nama yang dipersiapkan Partai Golkar untuk menggantikan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden adalah Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian yang merangkap ketua umum Partai Golkar.
“Pak Jokowi sudah tahu track record Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian tersebut,” kata Agung Laksono di Nely Murni Jakarta, Jumat (6/4/2018).
Partai Demokrat, tidak mau kalah. Roy Suryo Wakil Ketua Umum Partai Demokrat menyebut Agus Harimurti Yudoyono merupakan kader terbaik Partai Demokrat yang layak untuk maju di Pilpres 2019 sebagai Cawapres maupun Capres.
Selain Airlangga Hartanto dan AHY, masih ada nama lain diantaranya, Anies Baswedan (Gubernur DKI), Romahurmuziy ( Ketua Umum PPP ), Anis Mata (PKS), Gatot Nurmantyo (Mantan Panglima TNI) serta Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB).
Diantara para kandidat Cawapres, baru Muhaimin Iskandar yang berani menyatakan niatnya secara terbuka untuk menjadi Cawapres Jokowi.
Muhaimin mengatakan sudah membangun komunikasi dengan Jokowi dan partai koalisi serta menggalang dukungan dari para ulama, kiai dan santri.
Cak Imin optimis akan dipercaya untuk mendampinginya Jokowi di periode kedua 2019.
Keyakinan Cak Imin didasari sinyal yang dia tangkap saat beberapa kali bertemu dengan Jokowi.
Sinyal itu kemudian disampaikan Muhaimin kepada para ulama di Jatim, Jateng dan Jawa Barat. Di luar dugaan, mendapat respon yang cukup besar.
Di beberapa kota pendukung Muhaimin telah mendirikan Posko Cinta Indonesia (Cak Imin untuk Indonesia)
Ditanya tentang pernyataan Lukman Edy, Ketua DPP PKB, bahwa PKB akan mengalihkan dikungan ke Capres lain. Kalau ketua umumnya ditinggal, Cak Imin mengatakan siapapun boleh berpendapat.
M Basarah Wakil Sekjen PDI Perjuangan mengatakan, semakin banyak yang ingin menjadi Cawapres lebih baik karena banyak pilihan. Tapi keputusan akhir ada di tangan Jokowi. Siapa diantara balon Wapres itu yang bisa diajak kerjasama dan sama sama kerja. (jos/tna/dwi)