Selasa, 26 November 2024

Berburu Kursi Wapres, Elit Politik Menjadi GR

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Jokowi bersama Airlangga Hartarto berbicara soal wapres dengan menggembala kambing di Istana Bogor. Foto: Setpres

Ambisi Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP PKB, untuk menjadi Wapres semakin nyata. Selain menggalang dukungan di kalangan kiai dan ulama, Muhaimin juga melakukan akrobatik politik.

Salah satunya, Muhaimin akan berziarah ke makam Taufik Kiemas, mantan Ketua MPR di Makam Pahlawan Kalibata Minggu (25/3/2018) sore nanti.

Taufiq Kiemas adalah suami Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. Muhaimin Iskandar dalam pesan tertulisnya mengatakan, almarhum Taufiq Kiemas adalah salah satu tokoh politik nasional yang diidolakan.

“Bisa bergaul dengan siapa saja. Lobi dan strategi politiknya bagus,” puji Cak Imin.

Ziarah ke makam tokoh PDI Perjuangan tersebut, akan diikuti fungsionaris DPP PKB dan simpatisannya. Beberapa pengamat politik menilai berebut jabatan Wapres terjadi setelah Jusuf Kalla menyatakan tidak akan maju lagi pada Pilpres 2019.

Caranya ada yang terang terangan disertai ancaman akan mbalelo kalau tidak dijadikan Wapres. Ada yang pura-pura tapi mau, ada yang menjadi bemper dan pasang badan kalau Jokowi Presiden dikritik lawan politiknya.

Siti Zuhro peneliti dan pengamat pilitik Lembaga Imu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan menjelang Pilpres 2019, banyak elit partai politik yang GR (gede rumongso). Ada yang merasa bisa dan menjadi wapres dengan dukungan posinya di partai ditambah kepiawaiannya menjilat dan membuat asal bapak senang (ABS)

Dalam pengamatan Siti Zuhro, ada dua politisi muda yang ingin menjadi wapres, yakni Muhaimin, Ketua Umum PKB dan Romahurmuziy Ketum PPP dengan cara berbeda.

Muhaimin Iskandar, berani menyatakan secara terbuka ingin menjadi Wapres, kalau tidak akan mendukung Capres lain. Cak Imin menjadi GR setelah diajak Jokowi meresmikan kereta khusus Jakarta di Bandara Soekarno-Hatta.

Gambarnya mulai bertebaran di mana-mana diikuti dengan munculnya pernyataan dukungan dari kiai santri dan ulama NU di beberapa daerah.

Romahurmuziy berbeda lagi. Meski pun kepingin jadi Wapres tapi masih kurang percaya diri atau PD. Dia cenderung ABS. GR-nya muncul setelah diajak Jokowi kunjungan kerja Jokowi ke Jatim. Romi yang satu pesawat dengan Jokowi duduk berdampingan.

Menurut peneliti LIPI, dua politisi muda itu harus membuat strategi baru setelah Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP Partai Golkar, berolah raga pagi bersama Pak Jokowi di Istana Bogor, Sabtu (24/3/2018).

Pertemuan itu hanya selang satu hari setelah Agung Laksono, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar membuat pernyataan, wapres tidak boleh lepas dari Golkar.

Golkar partai pemenang pemilu kedua setelah PDI Perjuangan. Pantas menempatkan kader terbaiknya, Airlangga sebagai Wapres. Apalagi Golkar pada Pemilu 2019 punya keyakinan bisa melangkahi PDIP menjadi nomor satu.

“Sedang PKB, PPP, dan beberapa partai lain masih harus bekerja lebih keras lagi kalau ingin melewati PDIP dan Golkar,” kata Siti Zuhro.

Sampai saat ini sudah ada empat bakal cawapres di Pilpres 2019, yakni Agus Harimurti Yudoyono (Demokrat), Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB) dan Romahurmuziy (PPP).

“Soal Cawapres, semua boleh berharap, tapi keputusan terakhir berada di tangan Jokowi dan hasil rembukan partai koalisi,” kata Zuhro.(jos/tna/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
28o
Kurs